Menteri Agama Sebut Sukmawati Tidak Menghina Agama Islam, Terkait Puisi Berjudul ‘Ibu Indonesia’

Tak Berkategori

JAKARTA, JKN – Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menanggapi soal puisi kontroversial putri pendiri bangsa Soekarno, Sukmawati. Menurut Lukman, puisi tersebut perlu dinilai oleh para ahli, sehingga baru bisa dikatakan bermasalah atau tidak.

“Jadi menurut saya begini silahkan para ahli yang menilai karena itu kan puisi ya bentuk ekspresi seseorang mengungkapkan apa yang dia rasakan, apa yang dia pikirkan, apa yang dia ketahui dalam bentuk tulisan itu,” ujar Lukman kepada wartawan di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (4/4/18).

Lukman merasa yakin bahwa apa yang disampaikan Sukmawati dalam puisinya tidak ada niat untuk mengusik perasaan umat Islam. Lukman juga mengaku kenal dengan Sukmawati, sehingga Lukman meyakini Sukmawati tidak mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan tidak membenci Islam yang notabene agamanya sendiri.

“Karena saya yakin beliau sama sekali tidak ada iktikad sedikit pun untuk apa yang mengusik kenyamanan perasaan umat Islam apalagi untuk melecehkan, apalagi untuk menghina dan seterusnya,” kata Alumni Ponpes Gontor ini.

Lukman yang mengaku telah berkomunikasi secara khusus kepada Sukmawati, melihat puisi tersebut hanya bersifat ekspresi dari yang dipikirkan, rasakan, dan pengetahuan ataupun wawasan Sukmawati itu sendiri.

“Jadi sama sekali tidak ada tendensi atau niatan atau yang negatif kepada umat Islam. Sekarang faknya ada sebagian kita merasa puisi itu bermasalah, saya menyarankan lebih baik dan dengan jiwa besar, beliau bisa menyampaikan permohonan maaf, khususnya bagi mereka yang merasa tidak nyaman,” papar Lukman.

Lukman pun memiliki pandangan tersendiri terkait puisi yang viral tersebut. Seperti tentang cadar yang disinggung dalam puisi itu, menurut Lukman, umat Islam sendiri memiliki pandangan berbeda apakah hal itu merupakan syariat Islam atau tidak.

“Katakanlah cadar sekarang ini di internal umat Islam sendiri kan ini apakah itu syariat atau tidak, itu kan juga umat Islam tidak dalam satu pandangan yang utuh itu. Jadi hal-hal seperti ini menurut saya mari kita dialogkan,” papar Lukman.

Menurut Lukman, akan lebih baik lagi jika Sukmawati dengan jiwa yang besar juga menyampaikan permohonan maaf kepada kelompok-kelompok yang merasa tersinggung dengan puisinya. Namun,
Lukman pun mengimbau kepada semua pihak yang merasa tersinggung terhadap puisi Sukmawati untuk memberikan pintu maaf dan tidak perlu membawa perbedaan langsung di ranah hukum. (Red/AF)

Komentar