Berita :Sidikkasus.co.id
HALSEL – Kepala sekolah madrasah Tsanawiah ( MTS) Al- Khairat Desa Madapolo barat, Kecamatan Obi Utara, Kabupaten Halmahera Selatan ( Halsel), maluku utara di duga telah melakukan pungutan liar ( Pungli) kesejumlah Siswanya, HalSel ( 25/03/21).
Subur Hasan S.PdI selaku Kepala Sekolah Madrasah Syanawiyah Al-Khairat di duga melakukan punggutan liar (pungli) ke sejumlah orang tua siswa wali murid dengan alasan untuk bantuan sukarela sekolah.
Warga Desa Madapolo, Kecamatan Obi Utara, Halmahera Selatan Menyampaikan ” Banyak warga Yang merasa kesal dengan oknum guru yang sering meminta biaya partisipasi dengan alasan untuk keperluan sekolah,” ucap warga yang namanya tidak mau publikasikan kepada awak media.
” Pungutan liar tidak hanya di MTS Al- Khairat, diduga Pungutan liar juga terjadi di sekolah SD, SMP dan SMA Negeri maupun swasta yang ada di Pulau Obi, persoalan sama, orang tua wali murid selalu di bebankan biaya kegiatan sekolah degan alasan suka rela,” ungkap warga dengan raup wajah penuh kecewa.
” Seperti apa yang terjadi di MTS Al-Khairat saat pekerjaan pembangunan pagar dan untuk kegiatan keperluan sekolah orang tua siswa dibebankan harus membayar 500 Ribu sampai dengan 700 ribu rupiah dengan alasan dana partisipasi sukarela,” tambahnya.
Ironisnya, bila mana tidak membayar biaya partisipan maka siswa bisa terancam tidak naik kelas, dan tidak di luluskan dari ujian,” bahkan izasah akan ditahan, untuk menghindari hal ini terpaksa orang tua siswa harus membayar,” Pungkasnya.
“Bahwa setau saya pemerintah mengeratiskan biaya sekolah bagi siswa yang tidak mampu dengan bantuan dari dana BOS ( bantuan operasional sekolah),” tutupnya warga .
Sementara kepala sekolah Subur Hasan, saat di konfirmasi mengatakan ,” Tanpa ada biaya partisipasi dari orang tua siswa kegiatan sekolah tidak akan jalan karena anggarannya tidak cukup, ” ucap Subur Hasan kepala sekolah MTS Al-Khairat di ruang kerjanya (23/03/21) pukul 08.30 wit.
” Kami meminta biaya partisipasi atasan kesepakatan bersama jadi tidak ada paksaan, ” tambahnya.
Biaya yang di butuhkan dalam kegiatan ujian Nasional 2020 sampai dengan 2021 sebesar Rp19.425.000 ( Sembilan belas juta empat ratus dua puluh lima ribu rupiah).
Jumlah Biaya partisipasi orang tua siswa Rp12.000.000 (dua belas juta rupiah) dan kebijakan sekolah sisipkan dana BOS Rp 2.000.000. (dua juta rupiah), jadi semua Rp14.000.000 (empat belas juta rupiah).
“Kalau yang di butuhkan dalam kegiatan ujian ini Rp19.425.000 Jadi masih kurang Rp 5.000.000 (lima juta ),” tandasnya.
Saat di tanya berapa jumlah siswa MTS keseluruhan Subur Hasan tidak mengetahui berapa jumlah siswa. namun dia mengatakan Dana BOS yang di poskan ke beberapa item tidak mencukupi sehingga harus ada biaya partisipasi orang tua siswa.
Terkait Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) “Bahwa Dana BOS di utamakan untuk membayar honorer dan ATK serta biaya perbaikan sekolah, yang untuk sisanya operator yang tau.” Terang kepsek.
Usai konfirmasi awak media ke pihak sekolah . para guru di sekolah tersebut mempertanyakan pada warga setempat siapa yang memberikan sumber berita sehingga wartawan mendatangi sekolah.
( Sukandi)
Komentar