CIREBON – (JKN),
Dengan mengambil tema ‘Kita utamakan kebersamaan demi terwujudnya kelembagaan yang kuat dan mandiri’ DPD APTRI PROVINSI JAWA BARAT mengadakan Rapat Kerja Daerah di Gedung Ghiok Hotel Jamrud,Kota Cirebon (28/3) tadi pagi.
Melalui rapat kerja daerah ini di harapkan dapat saling bersinergi para anggota yang merupakan petani tebu yang ada di Indonesia khususnya Jawa Barat dan tidak di pandang sebelah mata oleh pihak lain.
Supaya kuat dan mandiri kami mngajak para pengurus dan pengawas harus saling bersatu demi kesejahteraan Anggota APTRI yang merupakan wadah bagi petani tebu,^ ujar H.Nana Karnadi merupakan ketua Panitia di depan hadirin.
Peserta Rakerda APTRI itu sendiri di hadiri perwakilan tiap DPC yang ada di Jawa Barat termasuk para pengurus dan pengawas APTRI.
Tanpak juga perwakilan dari dinas Propinsi Jawa Barat dan Instansi Pemerintahan Daerah Cirebon.
Rakerda itu juga di isi dengan tanya jawab antara peserta dan pengurus APTRI yang berkaitan dengan masalah menejerial dan teknis yang ada di tubuh kelembagaan tersebut.
Nana menambahkan Rakerda ini dapat di jadikan bahan evaluasi serta merencanakan kegiatan ke depan karena program yang ada berkaitan dengan kebijakan pemerintah melalui dinas terkait dan hasil dari rakerda ini untuk bahan rekomendasi bagi pemerintah,ujar H.Nana Karnadi kepada Jejak Kasus di sela-sela acara.
Dalam Rakerda sehari itu menghasilkan butir-butir kesepakatan dan himbauan kepada pemerintah agar benar-benar memperhatikan nasib petani tebu agar lebih sejahtera dan jangan terus menyalahkan petani yang katanya terus menerus minta naikan harga jual tebu. Namun peran pemerintah dalam meningkatkan Rendemen juga harus ada. misalnya bagaimana membuat Pabrik Gula yang bagus dengan teknologi tinggi sebagaimana di banyak negara.
Jangan cuman di tuntut meningkatkan produksi saja.
‘Kita di bimbing dan dibina untuk meningkatkan pqroduksi Gula namun tanpa dukungan yang maksimal. Kalau dulu ada yang namanya proyek pembibitan. Ada lembaganya. Kalau sekarang kita mandiri. Kalau pun berjalan itu dari iuran kita sendiri,’ papar H.Nana Karnadi di dampingi sekretaris APTRI H.Mazazi kepada Jejak Kasus News.
Peningkatan produksi gula lanjut H.Nana harus didukung banyak faktor dan itu ada salah satunya pemerintah yang memiliki kewenangan teknis dan regulasi.
‘Rendemen tebu kita hanya 7 %
yang seharusnya memiliki Rendemrn 13% persen. Belum lagi menyangkut teknologi pabrik kita yang belum bagus. Di Australia atau bahkan thailand Pabrik Gulanya menggunakan teknologi tepat guna sehingga dapat meningkatkan Rendemin. Di sana lahan 45.000 Ha cuman di butuhkan 49 pekerja,’tandas H.Nana Karnadi.
(Hafidz /Jkn)
Komentar