Oknum LSM Resahkan Kepala Sekolah

Berita Sidik Kasus.co.id

OKI – Aksi kelompoknya LSM yang mencoba mencari-cari kesalahan pihak sekolah di Kabupaten Ogan Ilir (OKI) selama masa pandemi. Kelakuan para oknum LSM ini sudah sangat meresahkan para kepala sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SDN) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Untuk membendung aksi itu, para kepsek SDN se-Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diminta untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten setempat.

Menurut salah seorang kepala SDN di Kabupaten OKI berinisial Y, para lsm yang datang itu, umumnya mengancam akan melaporkan tentang penyelewengan dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Selain itu, mereka juga mengukit-ungkit dana BOS afirmasi. Para oknum LSM biasanya datang bergerombol, antara dua tiga sampai empat orang, datang dengan memaksa menemui kepala sekolah. Mereka juga menunjukkan identitas sebagai LSM yang bertugas di Kabupaten OKI. “Mereka langsung meminta uang mulai dari Rp 500 ribu sampai dengan Rp 1 juta. Mereka sangat tidak sopan, berbeda dengan wartawan lainnya yang minta konfirmasi,” kata Sumber Sidikkasus.co.id Kamis 18 Maret 2021.

Dalam sehari, sang kepala sekolah mengaku didatangi oleh 7 sampai 10 orang oknum LSM. Sepanjang berbicara, para oknum LSM itu tidak menunjukkan sikap hormat. “Mereka melotot terus, dan membentak kita supaya kita takut,” kata kepala sekolah itu.

Adapun tema yang menjadi bahan pertanyaan adalah seputar dana BOS. “Pokoknya, bahan pertanyaan mereka menyudutkan kita terus sebagai pengelola sekolah, jadi kita merasa sangat terganggu dengan kehadiran mereka,” kata si kepala sekolah.

Alasan para oknum LSM menanyainya, kata Y, adalah sedang melakukan investigasi. Sebenarnya, para kepala sekolah di kabupaten OKI tidak pernah keberatan menjalin hubungan mitra dengan LSM. “Mereka itu seperti bandit, datang langsung memojokkan kita, tidak ada sopan santunnya,” kata dia.

Hal yang juga dikatakan kepala sekolah SDN lainnya, berinisial S, saat ditemui Kamis 18 Maret 2021. Para oknum LSM itu, setiap ketemu langsung meminta uang. “Ada juga yang meminta uang untuk makan siang, ada juga yang meminta uang untuk keperluan keluarga,” kata kepala sekolah wanita itu.

Para oknum LSM itu selalu menuduh pihak sekolah telah mengkorupsi dana pendidikan. Namun, kata kepala sekolah itu, setiap kali ditanya dari mana sumber informasi itu, para oknum LSM itu tidak mau menyebutkan.

Sebab, selama ini selalu bisa menghindar. “Ada teman saya disekolah lain dimintai uang mulai dari Rp 2 juta sampai dengan Rp 2,5 juta baru-baru ini oleh gerombolan LSM itu, kita jadi takut kalau diancam terus,” kata dia.

Dengan adanya segerombolan LSM itu, kami selaku guru sangat terganggu. Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia Ansori AK meminta Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten OKI untuk tegas terhadap oknum-oknum LSM yang selama ini berseliweran di sekolah-sekolah untuk mengintrogasi kepala sekolah.

“Mereka tidak mau saat mereka bekerja diganggu. Disaat bersamaan, mereka sadar bahwa sekelompok LSM itu adalah LSM Bodrex yang harus dilawan,” kata Ansori AK.

Kepala sekolah yang diwawancarai oleh wartawan mengaku ketakutan apabila identitas mereka dibuka. Menurut Ansori AK, aksi teror sangat dirasakan khususnya oleh kepala sekolah yang mendapatkan anggaran pembangunan. Padahal, kepala sekolah tidak pernah dilibatkan dalam pengucuran dana tersebut.

“Pihak sekolah tahunya cuma ada bahan bangunan dan tukang yang datang bekerja. Mereka tidak pernah pegang uangnya,” kata dia.

NEWS ROOM

Komentar