Di anggap momok, sampah menjadi nilai manfaat bagi warga

Berita sidikkasus.co.id

BANYUWANGI – Masih banyak orang yang tidak peduli, dan acuh terhadap kehadiran sampah di sekililing mereka, mereka masih banyak yang membuang sampah di sungai dan lain sebagainya. Jika hal ini tetap dibiarkan tanpa andanya tindak lanjut yang nyata maka jumlah sampah akan terus menumpuk dan akan menimbulkan permasalahan yang tak kunjung selesai.dan fakta nya setiap harinya manusia akan selalu membuang sampah, karena merupakan bagian kebutuhan khusus dalam menjaga kebersihan di sekitar nya.

Berbanding terbalik jika Penumpukkan sampah yang terus meningkat akan menyebabkan berbagai masalah baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penduduk maupun kehidupan. Dampak langsung yang ditimbulkan dari tumpukan sampah adalah munculnya penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan. Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah penyebab banjir yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang ada di aliran sungai.

Permasalahan inilah yang melatar belakangi Henry Suhartono untuk serius meminimalisir pembuangan sampah di kecamatan Kalipuro.

Sebagai camat Kalipuro,yang menginginkan perubahan di daerah nya,agar terbebas dari momok sampah yang kian tak terkendali.

Henry mengharapkan setiap warganya merubah pola pikir pembuangan sampah yang sembarangan menjadi pemanfaatan sampah.

Sosialisasi tentang pemanfaatan sampah ini akan di lakukan rutin di lingkungan Krajan Kalipuro.sehingga menjadi percontohan bagi desa-desa yang ada di kecamatan Kalipuro.

Sehingga dalam menularkan prakteknya akan lebih mudah di lakukan.

Henry menambahkan”” tentu butuh kerja keras agar semua bisa teratasi.kita sudah punya formula bagaimana memilih dan memilah sampah non organik dan organik.

kita upayakan setiap desa ada paguyuban pemulung yang peduli akan pemanfaatan nya, mulai pemungutan sampah dari warga hingga penampungan sementara.

Dan untuk sampah non organik bisa di jadikan daur ulang atau sudah di sediakan penampung yang mau membeli, sehingga bisa menambah nilai ekonomi mereka.

Sedangkan yang organik bisa di gunakan untuk pupuk kompos dengan cara penggilingan””. jelasnya.14/03/2021.

di Kalipuro sendiri banyak tempat wisata maupun perhotelan yang nantinya akan di ajak kerjasama dalam penanggulangan sampah tersebut””.pungkasnya.

Entah kebetulan atau tidak, ternyata di desa Bomo-Blimbingsari pun juga menerapkan hal sama.

Sebanyak 62 tong sampah di sebar di dusun kedunen sebagai percontohan.

Sutikno selaku Kades berharap”” manfaat kesadaran warga membuang sampah,selain berguna untuk kesehatan dan kebersihan,adalah menggiring anak muda terutama yang tergabung di karang taruna untuk lebih peduli untuk kebaikan desanya.
saya mengupayakan membeli mesin angkut sampah yang nantinya akan berkeliling mengambil sampah ke rumah-rumah warga.dan kemudian menampung nya di tempat penampungan sementara,yang telah di sediakan oleh desa di bekas galian c dan jauh dari pemukiman penduduk untuk di adakan pemilihan sampah organik dan non organik””. pungkasnya.

Rep: Faruk Wahyudi

Komentar