Berita Sidik Kasus.co.id
Banyuwangi – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DISPENDIKBUD) Kab.Banyuwangi melalui Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Negri (SDN) mulai hari ini senin-rabu, 26-28-januari 2021 menindak lanjuti surat edaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tatap Muka Terhitung Mulai Tanggal (TMT) Menyelenggarakan Kegiatan pelaksanaan simulasi dilaksanakan di bulan januari terhitung 3 hari berjalan.
Skema uji coba percontohan tatap muka dalam simulasi ini juga dilakukan sesuai skema mendikbud. Di mana simulasi akan dilakukan pada jenjang SD dan SMP sementara jenjang TK dan PAUD baru dimasukkan sebulan setelah uji coba jenjang Sekolah Dasar Negri (SDN) di Banyuwangi.
Proses mengajarpun berjalan dengan baik ketika media republiknews datang di lokasi SDN 1 Kemiri salah satu guru SDN 1 kemiri Ibu, Erna pengajar bangku kelas 4 itu mengatakan ” sangat senang sekali, bisa kembali mengajar langsung di depan murid erna mengharap selanjutnya kelas (1,2,3,) bisa kembali masuk seperti kelas lainya sementara Arfi murid SDN 1 kemiri yg duduk di bangku kelas 6 mengatakan sangat gembira bisa kembali masuk di sekolah bisa bertemu kembali dengan temanya”.
Kepala SD Negeri 1 Kemiri Kec.Singojuruh, Winanti S.Pd, mengungkapkan, pihaknya telah siap dengan sejumlah strategi, jika peoses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada tahun ini kembali dilakukan di sekolah.
Semua strategi kita siapkan untuk memastikan anak-anak dapat belajar dengan tenang dan nyaman di sekolah, tampa takut tertular Covid-19.
“Karena itu, kita hanya menunggu perintah dari pemerintah saja. Kalau memang diharuskan (KBM-red) di sekolah, maka kita harus sambut itu dengan senang hati dan alhamdulillah Sekolah Dasar (SDN) 1 Kemiri menjadi percontohan dan kegiatan ini sudah kita lewati tiga hari barjalan ungkapnya”.
Sejumlah strategi kami sudah siapkann mas, diantaranya, mengurangi jam belajar dengan masuk 3 jam sehari, tanpa jam istirahat. Selain itu, pihaknya juga telah merumuskan aturan bangi kelompok untuk mengatur jumlah siswa dan memberlakukan physical distancing saat KBM di dalam ruang kelas.
“Tapi ini hanya kebijakan sekolah secara internal saja. Dalam hal ini menghilangkan jam istirahat dan memperpendek jam pelajaran, minimal 3 jam sampai 4 jam. Sedangkan jumlah siswa dan pengaturan jarak.
Lanjut Bu Winanti Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan masker bagi siswa dan para guru. “Kita sudah siapkan mereka punya masker. Termasuk guru juga sudah. Jadi kalau KBM di sekolah, segala sesuatu yang berkaitan dengan Covid-19, sudah kami siapkan,” imbuhnya.
Koordinator Wilayah Satuan Pendidikan (Korwilker Satdik) Kecamatan Singojuruh Supriyadi,S.Pd,MPd “Ia menjelaskan dasar dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka tersebut sesuai dengan surat Bupati Lambar Nomor900/684/IV.02/2020 tanggal 19 Oktober 2020 perihal rekomendasi pembelajaran tatap muka jenjang SD dan SMP Kabupaten Banyuwangi tahun pelajarana 2020/2021. Selain itu, harapan dari sejumlah wali murid/orang tua yang menginginkan KBM tatap muka kembali dilaksanakan.
Kata dia, sesuai dengan surat Bupati bahwa Pemkab banyuwangi memberikan rekomendasi/izin mulai dari jenjang SD sederajat dan SMP sederajat yang berada di wilayah Kabupaten banyuwangi dapat melaksanakan KBM tatap muka/luring sampai batas waktu tidak ditentukan.
Kemudian, pelaksanaan KBM secara tatap muka pada Satuan Pendidikan jenjang SD dimulai pada Senin (24/1/2021), serta Satuan Pendidikan harus menerapkan pola tatap muka secara tepat dan cermat sesuai dengan ketentuan dan persayartan yang berlaku melalui penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan masing-masing Satuan Pendidikan berkoordinasi dengan Puskesmas di wilayah kecamatan masing-masin.
“Apabila situasi dan kondisi aman terkait kasus terkonfirmasi Covid-19 maka pemerintah daerah akan melanjutkan kepada sekolah lain untuk mberikan rekomendasi/izin kegiatan belajar mengajar tatap muka atau Luring kepada seluruh Satuan Pendidikan di wilayah Kabupaten Banyuwangi, ” imbuhnya
Terkait KBM akan dilakukan secara tatap muka tersebut, ia berharap kepada pihak sekolah untuk menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Standar operasional prosedur-nya sudah kita sosialisasikan dan sampaikan ke sekolah-sekolah dan kita berharap kepada pihak sekolah dan siswa untuk melaksanakan SOP yang ada. Pihak sekolah juga telah membagi rombongan belajar agar tidak terjadi penumpukan, artinya sudah dibagi jadwal per kelas,” tegasnya.
[ IKHSAN ]
Komentar