Curahan Hati Keluarga Korban SJ-182

Berita Sidik Kasus

PALEMBANG – Nanik Mardiyah 57 tahun masih terlihat menangis usai mendapat kabar tentang kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh kemarin. Wanita asal Desa Tulung Rejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jawa Timur itu semula tak percaya jika harus merelakan kepergian anak dan cucunya tercinta usai menerima kabar secara resmi dari pihak maskapai penerbangan Sriwijaya Air.

Putri pertama dan dua orang cucunya beserta baby sister mereka diketahui naik pesawat rute Jakarta-Pontianak dan lost contact pada Sabtu 9 Januari 2021 tepat di Kepulauan Seribu Jakarta.

Korban diketahui berangkat untuk melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu dengan sang ayah karena mendapat promosi jabatan dan diharuskan bekerja di Pontianak.

Ketika pertama kali menerima kabar tentang kecelakaan pesawat, Sabtu 9 Januari 2021, ia mengaku sama sekali tidak percaya. Ia langsung menelpon sang putri tercinta, Rahmania Ekananda, karena menjadi penumpang di dalam pesawat itu, tapi sama sekali tidak bisa dihubungi. Nanik akhirnya menelpon menantunya.

Akan tetapi bukan berita baik yang ia terima. Ia justru mendapat kabar dari menantunya bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Rahmania Ekananda beserta cucu dan pembantunya dinyatakan hilang kontak. “Pesawatnya dinyatakan hilang kontak buk. Saya belum bisa bicara banyak buk,” ujar menantunya kepada Nanik sambil menahan isak tangis.

Meski sempat kaget, Nanik lantas melanjutkan pencarian informasi. Melalui internet, televisi, namun ia sama sekali tidak mendapatkan informasi. Saat itu sekitar pukul 15:55 WIB.

Ia tak henti-hentinya memandangi semua saluran televisi dan berdoa ada kabar baik yang ia terima. Barulah sekitar Magrib semua informasi menyebutkan sekaligus membenarkan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami lost contact.

Usai menjalankan ibadah sholat magrib, ibu 57 tahun itu terlihat mulai tidak enak makan dan tidak bisa tidur. Ia sibuk memikirkan nasib anak dan cucu-cucunya. Semua kerabat dekat dan keluarga mulai berdatangan ke rumah Nanik. Pasca ditinggalkan pergi untuk menghadap sang khalik oleh sang suami, Nanik hanya tinggal seorang diri. Ketiga orang anak-anaknya semua hidup dirantau.

Foto Rahmania Ekananda sang anak ia genggam erat. Matanya berkaca-kaca mengingat sang anak dan dua orang cucunya, Fathima Ashalina 2,5 tahun, Fazila Ammara 6 tahun.

Sang putri sulung semula ingin bertemu dengan sang suami yang bertugas di Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Pontianak. Akan tetapi, nasib berkata lain. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi oleh Rahmania Ekananda beserta dua orang cucunya beserta baby sister mereka dinyatakan lost contact di Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 14:45 WIB.

Ia masih ingat betul bagaimana Rahmania Ekananda menelponnya beberapa sebelum keberangkatan dan memberi kabar bahwa hasil tes usap (swab) yang ternyata negatif. Tes itu sebagai syarat untuk naik pesawat dari Jakarta menuju Pontianak.

Rahmania Ekananda sang putri sulung sempat mengirimkan foto cucu-cucunya saat berada diruang tunggu. Sang suami Kolonel Teknik Akhmad Khaidir mendapat promosi dan diharuskan bertugas diluar daerah. Sang menantu diketahui menjabat sebagai Kepala Dinas Logistik (Kadislog) Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Pontianak.

Ia mengaku sama sekali tidak mendapat firasat apapun. Ia masih ingat saat menemani sang putri sulung di Jakarta, Rahmania Ekananda dikenal sebagai anak yang murah senyum dan selalu menghibur hatinya.

Rahmania Ekananda sang putri sulung diketahui adalah sosok yang suka berbagi kepada sesama. Almarhumah dikenal sebagai anak yang sangat berbakti kepada orang tua. “Dia anak yang berbakti dan selalu mau berbagi kepada sesama,” ungkap Nanik.

Kini keinginan Nanik untuk bisa melihat cucu-cucunya saat masuk sekolah pun pupus sudah. Musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 membuat ia harus merelakan kepergian anak dan cucunya tercinta.

Sang paman, Dwi Agung, mengatakan bahwa dari pihak TNI telah mempersiapkan fasilitas kendaraan untuk untuk keluarga di Kediri jika ingin ke Jakarta untuk memastikan kabar terbaru dari anggota keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ 182. Namun tawaran itu akhirnya dibatalkan.

Keluarga akhirnya memutuskan agar anak ke tiga Nanik yang tinggal di Denpasar Bali untuk mengurus masalah tersebut bersama suami Rahmania Ekananda.

“Tadi malam ajudan suami Rahmania Ekananda sudah menelepon. Tapi setelah berembuk akhirnya kami sekeluarga memutuskan agar supaya yang mengurus masalah ini adik almarhumah yang nomor tiga,” jelas Dwi Agung.

Meski diselimuti oleh rasa kesedihan yang amat dalam. Nanik masih berharap sang anak dan dua orang cucunya beserta baby sister mereka bisa secepatnya ditemukan. “Saya berharap ada keajaiban dari Allah SWT, semoga mereka bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Nanik Mardiyah sembari mengusap air mata.

Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dinyatakan lost contact pada Sabtu 9 Januari 2021. Berdasarkan jadwal penerbangan, pesawat berangkat jam 14:36 WIB dan tiba di Pontianak jam 15:44 WIB.

Diketahui, jadwal penerbangan seharusnya jam 13:35 WIB. Jam keberangkatan dimundurkan karena pertimbangan faktor cuaca. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diketahui mengalami lost contact sekitar pukul 14:44 WIB. Titik koordinat pesawat diketahui disekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu Jakarta.

Hingga laporan ini selesai ditulis, tim pencarian dan pertolongan telah menemukan jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182. Ada sekitar lima kantong jenazah yang baru berhasil dikumpulkan.

Direktur Operasional Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) / Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman kepada wartawan mengatakan. Tiga kantong berisi pecahan pesawat dan lima kantong jenazah berisi tubuh manusia telah diserahkan. Hasil temuan diserahkan kepada Disaster Victim Identification Polri dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk segera diperiksa dan diselidiki.

ADENI ANDRIADI

Komentar