Berita:sidikkasus.co.id
Jember – Persoalan tak kalah serius justru dihadapi warga kabupaten Jember, yang notabene mereka adalah yang juga turut terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid -19, yang mana harus menghadapi kelangkaan gas- elpiji 3 kg atau dikenal gas melon.
Sebagian warga mengeluh akibat semakin tingginya harga gas elpiji (LPG) bersubsidi ukuran 3 kg di wilayahnya. Kelangkaan diduga sebagai pemicu atas melambungnya harga gas. Warga sangat sulit mendapatkan gas bersubsidi tersebut baik di pengecer, pangkalan maupun agen.
Harga gas elpiji bersubsidi ukuran tabung 3 Kg di pengecer sudah mencapai Rp. 20.000/ tabung. Harga tersebut naik Rp. 3000/ tabung dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) gas bersubsidi yang sebesar Rp. 17.000/ tabung.
Menurut FTN (37), warga Desa Kedawung, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, kepada awak media ,Senin (21/12) mengungkapkan bahwa dirinya membeli gas bersubsidi ukuran 3 kg sepekan terakhir seharga Rp 20.000/ tabung. Sedangkan persediaan gas bersubsidi di tingkat pangkalan ataupun agen di desa semakin langka.
“Terakhir kemarin gas elpiji bersubsidi Rp. 20.000/ tabung di agen kota Jember. Harga gas bersubsidi ini mahal, banyak warga mengeluh,” keluhnya
FTN berharap kepada Pemerintah khususnya Pertamina untuk segera menanggulangi permasalahan kelangkaan gas bersubsidi yang diduga menyebabkan harga gas semakin tinggi tersebut.
“Sebab disaat masa-masa sulit seperti sekarang ini, dengan adanya dampak pandemi Covid-19, bagi kami sebagai wong cilik , akibat naiknya harga tabung elpiji ,akan semakin menambah beban biaya hidup,” pungkas FTN. (Herman)
Komentar