Berita Sidikkasus.co.id
TALIABU, – Dua tahun sudah terlewati, rupanya mimpi warga Desa Tabona menikmati air bersih lewat strategi kehadiran program Penyediaan Air Minum dan Sanitas Berbasis Masyarakat (Pamsimas), belum terealisasikan.
Namun, hadirnya program Pamsimas di Desa Tabona, Taliabu Selatan ini, hingga sekarang belum dapat menjawab krisis penggunaan air bersih di Desa tersebut. Padahal, pada Desa Wolio (Tetangga Desa Tabona), sudah menikmati air bersih lewat program Pamsimas ini, apa kendalanya?
Tak hanya itu, mangkraknya bangunan sumber air dari pertengahan 2019 silam itu, belum juga berhasil memaksimalkan penyaluran persediaan air ke rumah-rumah warga setempat hingga tahun 2020 ini. Dilain sisi, masyarakat menduga ketidakselesainya pembangunan tersebut adanya permainan anggaran dari pihak pengelola Pamsimas.
Atas hal ini, salah seorang Pemuda Desa Tabona, Riki Ode mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja pihak Pamsimas yang lamban mengaktifkan fungsi dari pamsimas tersebut.
“Masyarakat Desa sangat berharap sekali atas Pamsimas ini, sejak awal dibangun saja masyarakat sudah bersyukur, apabila terwujud maka kebutuhan akan air bersih yang selama ini di idam-idamkan bisa dinikmati oleh warga setempat, Namun kenyataannya jauh dari harapan yang menyebabkan kami kecewa,” ujar Riki Ode pada wartawan di Bobong, Senin (21/12/2020).
Keterhambatan proyek Pamsimas ini juga, kata Riki, berdampak pada pengerjaan. “Maupun proses administrasinya telah terjadi manipulasi data kepengurusan atas swakelola pekerjaan proyek air bersih tersebut,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyorot keterlibatan pihak aparatur Desa Tabona, yang diduga terlibat dalam program air bersih yang mangkrak ini, yang sebenarnya dapat meng-amini harapan warga soal air bersih itu.
“Kami juga menduga, ada oknum pengawas yang dipercayakan Dinas PU-PR sebagai pelaksana pekerjaan ini, namun sudah melarikan diri ke Kota Kabupaten Pulau Taliabu (Bobong),” pungkasnya.
Disentil bahwa, pihak rekanan telah mengabaikan sejumlah material. “Seperti pipa air yang tidak digunakan dan dibiarkan tercecer di samping rumah warga, yag seharusnya air bersih ini sudah bisa mengalir dan dinikmati oleh masyarakat Desa Tabona,” ungkap Riki
Dengan demikian, hal ini dinilai telah mencederai fungsi penggunaan anggaran yang didistribusikan oleh Pemerintah pusat ke tingkat Desa soal Pembangunan Pamsimas yang menjadi prioritas nasional itu.
“Namun yang terjadi adalah dana yang dikucurkan pemerintah pusat ke Kabupaten turun ke Desa untuk pembangunan Pamsimas, seakan-akan tidak ada manfaatnya bagi masyarakat setempat,” paparnya.
Olehnya itu, dirinya berharap agar pihak-pihak terkait dapat menuntaskan persoalan yang dimaksud.
“Harapan kita bersama masyarakat kepada Pemerintah, meminta agar yang bersangkutan untuk segera menyelesaikan masalah ini, agar masyarakat bisa menikmati program Pemerintah dengan tujuan dasarnya,” harapnya. ( tim)
Komentar