Berita Sidikkasus.co.id
Probolinggo – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo Heri Sulistyo, saat rilis di Radio Suara Kota, Selasa (15/12), mengungkapkan bahwa bulan November 2020 ini mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi, terjadi pada sektor komoditas makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,71 persen.
Ia mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran tercatat 5 diantaranya mengalami inflasi tertinggi yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
“Satu kelompok pengeluaran mengalami penurunan harga, yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sedangkan indeks sisanya ada kelompok pengeluaran tidak mengalami perubahan atau tetap. Yaitu, kelompok pakaian dan alas kaki, dan kelompok transportasi,” ujarnya.
Kenaikan harga daging ayam ras menjadi pemicunya, pada November 2020. Sehingga laju inflasi naik dari 0,15 persen pada bulan lalu menjadi sebesar 0,41 persen di bulan ini. ”Selain itu ada komoditi lain seperti bawang merah dan cabe rawit,” ungkap Heri.
Menanggapi capaian angka inflasi itu, Analis Bank Indonesia (BI) Malang Gustian Widyaningrum yang dihubungi via sambungan telpon menyampaikan, bahwa potensi daya beli masyarakat cenderung mengalami perbaikan, setelah beberapa waktu lalu secara nasional sudah memasuki pasar teknis.
Berada di posisi inflasi dua bulan berturut-turut, menurut perempuan yang akrab disapa Dian itu, bisa menjadi signal atau potensi adanya perbaikan dari pertumbuhan ekonomi di Kota Probolinggo.
Kedepan, katanya, Pemkot dalam hal ini Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo juga harus fokus pada momen hari besar keagamaan dan tahun baru. Dimana potensi kenaikan yang harus diwaspadai selain pada komoditas yang sekarang menjadi andil inflasi, ada pada segi transportasi seperti tarif angkutan dan pemberlakuan cukai rokok yang akan berimbas pada laju pertumbuhan inflasi di Kota Probolinggo, di bulan yang akan datang, dengan tetap berpedoman pada kebijakan 4 K.
Kebijakan tersebut termasuk untuk mengantisipasi tantangan yang dapat memengaruhi harga makanan atau bahan makanan. Misalnya saja gangguan cuaca akibat kemarau yang lebih panjang serta ketersediaan pangan antar waktu dan antar wilayah.
“Pedoman empat K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif, harus tetap dijaga, sehingga pasokan juga relatif terjaga,” tandasnya.
Sementara itu, Sekda Kota Probolinggo drg Ninik Ira Wibawati melihat, memasuki tri wulan ke empat di tahun 2020, geliat ekonomi di Kota Seribu Taman mulai meningkat. Di Kota Probolinggo sendiri, lanjutnya, meskipun angka inflasi naik dari bulan lalu, namun hal itu masih dirasa aman dan cukup terkendali.
“Ini tak hanya terjadi di Kota Probolinggo, namun saya rasa juga di semua daerah. Namun sejauh ini masih terbilang aman, dan cukup terkendali,” katanya.
Ninik menambahkan, di tengah situasi kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini, peran serta masyarakat begitu penting dilakukan. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak, sering mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan menggunakan masker.
“Bahkan, hasil evaluasi rapat satgas covid pada minggu kemarin menyebutkan, operasi yustisi sekarang, tak hanya menerapkan sanksi sosial maupun denda. Tetapi masyarakat yang kedapatan tidak patuh, akan langsung dijaring untuk (menjalani) tes swab, supaya memperhatikan betul bahaya virus ini sekaligus agar ada efek jera,” tandasnya. (Yuli)
Komentar