Pos Pantau Gunung Semeru Keluarkan Press Release

Berita Sidikkasus.co.id

LUMAJANG – Gunung api Semeru yang memiliki tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru (3676 mdpl) secara administratif terletak di kabupaten Malang dan Lumajang provinsi Jawa Timur. Aktivitas Gunung Semeru saat ini tedapat di kawah jonggring saloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang berbentuk sejak 1913. letusan gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kuba lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari gunung Semeru.

Sebelumnya pemantauan yang dilakukan di pos pantau, selama 1 Oktober hingga 30 November 2020 gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. cuaca cerah nggak hujan, angin lemah hingga kencang ke arah Utara, Timur laut, Timur, Selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 19-32°C. “Erupsi terjadi menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah puncak.

Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020. Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti dengan kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng. “Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak dengan jarak luncur 2 hingga 11 km ke arah besuk kobokan di sektor tenggara dari puncak gunung Semeru”.

Dari data yang di himpun oleh pos pantau, kegempaan tercatat jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 Oktober hingga 30 November 2020 didominasi oleh gempa letusan dengan rata-rata 40 kejadian per hari. Pada 20 November 2020 jumlah gempa letusan cenderung menurun, dan terjadi kenaikan pada jumlah gempa guguran. Gempa hembusan terjadi rata-rata 10 kejadian per hari, sedangkan gempa-gempa vulkanik ( Gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan Tremor ) terekam dengan jumlah sangat rendah.

Dari hasil analisa pos pantau gunung Semeru per 1 Desember 2020 pukul 06.00 WIB didominasi oleh gempa guguran dan beberapa kali gempa awan panas guguran.

Predikasi potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar disekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin. Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

“Pos Pantau menyimpulkan, bahwa Berdasarkan hasil pantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada level 2 ( Waspada )”.

Dalam rekomendasinya, maka pos pantau mengimbau, dalam status level ll ( Waspada ) agar masyarakat/pengunjung/ wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak gunung Semeru dan jarak 4 KM arah bukaan kawah di sektor Selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai lembah yang berhulu di puncak gunung Semeru. “Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya”. ( Riaman )

Reporter : Biro Lumajang.

Komentar