Berita Sidik Kasus.co.id
Sumbar — Himpunan Mahasiswa Islam bersama Kordinator Aliansi Peduli Indonesia. Melakukan diskusi di Pantai Gandoriah Pariaman pada sabtu (14/11/2020) bertema “Masih Adakah Pemahaman Komunis di Indonesia yang Merdeka Serta Peran Mahasiswa dan Pemuda Sebagai Agent Of Control Sosial”.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah merdeka dari seluruh intervensi kepentingan berbagai negara sesuai apa yang diamandemenkan pembukaan undang-undang 1945.
Koordinator Aliansi Peduli Indonesia, Rahman menilai bahwa modifikasi dan pengulangan pada pemahaman komunis masih tetap ada di bangsa yang merdeka ini akan tetapi model yang digunakan adalah beda dengan dahulu. Masa lalu pemahaman komunis digambarkan dengan sadisnya pembantai para alim ulama yang ada di bangsa ini, tetapi pada saat sekarang pemahaman komunis yaitu sekolompok atau seseorang yang menggunakan jabatan dan kekayaannya untuk mengambil serta memperkaya individu dan beberapa kelompok yang berada dalam suatu negara.
“Dahulu komunis dipandang oleh masyarakat Indonesia akan kesadisannya, menghilangkan nyawa para guru agama dan ustadz, tetapi hari kini mereka selain membunuh dan menghilangkan nyawa, mereka juga mulai merampas sumber daya alam dan membatasi seseorang dalam menyampaikan aspirasi dan pemikirannya untuk membangun sebuah negara contohnya apakah ada hasil karya yang benar-benar merupakan karya atau innovasi dalam negeri ini,” jelaskan rahman.
Dia mencontohkan modifikasi komunisme yang berada diIndonesia yaitu banyaknya perusahaan asing yang berada diIndonesia contohnya freeport dan lain-lain.
“Perusahan-perusahaan asing seharusnya tidak menjadikan negara ini dan hasil potensi alam serta sumber daya manusia menjadi budak pekerja,” sambungnya.
Maka dari itu Kordinator Aliansi Peduli Indonesia meminta kepada pemerintah baik dari bidang legislatif, yudikatif dan eksekutif tidak memberikan peluang kepada investor asing yang hanya menginginkan kekayaan dirinya atau negaranya tanpa memperhatikan negara Indonesia yang diambil kekayaan alamnya,” katanya.
Selain itu, salah satu kader HMI Cabang Pariaman yang mengikuti diskusi pada saat itu berharap, Mahasiswa dan Pemuda Indonesia ini harus berkontribusi mengawal kebijakkan pemerintah yang hanya menindas kaum pribumi, khususnya kader HMI senusantara yang memiliki Misi dan tujuan yang sangat berat tertulis di pasal 4 tujuan HMI sehingga menghasilkan 5 kualitas insan cita, yaitu menciptakan masyakat adil makmur di ridhoi Allah SWT.
Rahman bersama kader HMI Cabang Pariaman mengajak kepada mahasiswa, buruh, kader HMI se-nusantara dan seluruh masyarakat agar tetap berhati-hati apalagi kali ini kita di perhadapkan dengan Pilkada serentak di berbagi provinsi yang akan menjadi perwakilan dan pemimpin kita untuk beberapa tahun kedepan.
“Kami mengingatkan kepada seluruh masyarakat jangan sampai memilih pemimpin yang tidak pro atas kepentingan masyarakat, sebab hari ini adalah hari perjuangan rakyat dan keputusan rakyat, sehingga pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang benar-benar berasal dari rakyat bukan dari investor asing yang ingin menjajah negeri ini,” katanya. (Ig)
Komentar