PDAM Padang Pariaman, telah surplus laba

Berita sidikkasus.co.id

Padang Pariaman – Kepala Bagian Pembangunan Ekonomi Sekretariat Daerah Padang Pariaman Mahdi Syukri dan unsur Dewan Pengawas PDAM Padang Pariaman Rifki Monrizal mengapresiasi capaian kinerja PDAM dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Apresiasi tersebut disampaikan Mahdi Syukri dan Rifki Monrizal Rabu (4/11) dalam rangkaian penyampaian laporan kinerja PDAM oleh direktur Aminuddin didampingi segenap pejabat PDAM di ruang rapat Sekda Padang Pariaman.

Pencapaian terlihat dari segi peningkatan pendapatan, yang sejalan dengan penambahan jumlah pelanggan, jumlah aset dan mencicil penyetoran ke dana pensiun bersama (Dapenma) yang sebelumnya tertunggak.

Penyetoran ke Dapenma itu merupakan suatu hal yang sangat penting, karena menyangkut dengan hak karyawan setelah pensiun. Sejak 4 tahun terakhir, penyetoran ke Dapenma sudah mencapai angka Rp 13,4 milyar.

Peningkatan jumlah pelanggan hampir mendekati 200 persen. Pada tahun 2016, jumlah pelanggan 18.750. Kini sudah lebih dari 31 ribu.

Penambahan aset kendaraan, dari hanya memanfaatkan kendaraan bekas, kini PDAM sudah memiliki 14 unit kendaraan roda empat keluaran 4 tahun terakhir, serta puluhan kendaraan roda dua.

Seiring dengan apresiasi, Mahdi dan Rifki mengingatkan agar PDAM senantiasa tetap lebih berbenah lagi dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat selaku konsumen.

“Jangan sampai ada keluhan masyarakat yang airnya tidak mengalir sempurna atau bahkan tidak mengalir sama sekali,” katanya mengingatkan.

Direktur PDAM Aminuddin mengatakan, pencapan yang signifikan ini tak terlepas dari binaan bupati, wakil bupati, Sekda serta kemitraan dengan Bagian Pembangunan Ekonomi.

“Dan tak kalah pentingnya adalah kebersamaan yang kita bangun di PDAM. Tanpa itu, mustahil keberhasilan bisa dicapai,” katanya.

Untuk 2021, lanjut Amin, dalam rencana kerja, penerimaan sebesar Rp 40,81 milyar, dan pengeluaran Rp 40,72 milyar, sehingga surplus Rp 90 juta.

“Kita baru bisa membiayai dirI sendiri. 4 tahun lalu, berada pada posisi sakit (belum mampu membiayai diri sendiri). Secara perlahan, kini sudah berada pada posisi belum sehat (baru bisa membiayai diri sendiri). Insya Allah pada 2025 sudah bisa menghasikan dengan klasifikasi sehat,” tekat Aminuddin. (Ig)

Komentar