Berita sidikkasus.co.id
Banyuwangi – Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan sebutan maulid atau maulud Nabi.di belahan dunia biasanya di laksanakan mulai tanggal 9 sampai 12 rabiul awal penanggalan Hijriyah.
Salah satu nya seperti yang di laksanakan oleh segenap warga Lugonto-Rogojampi, tempat titik pusat pelaksanaan berada di area Masjid Rohmat.kamis 29/10/2020.
Tradisi yang di lakukan secara turun temurun hingga menjadi tradisi kampung, kegiatan terlihat sangat meriah ketika bocah-bocah turut menyambut dan bersuka cita berebut kembang ndog ( Telur di hiasi dengan Kembang ).
Kembang ndog adalah telur yang di hias menyerupai kembang/bunga berbahan kertas warna-warni dengan lidi bambu sebagai tangkainya.
Menurut salah satu warga, tradisi kembang ndog ini hanya sebagai kiasan simbolik dari umat Islam, di sebagian wilayah Banyuwangi, yang menggambarkan betapa bahagianya alam semesta ketika menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.hingga bunga-bungapun ikut berseri.
Acara maulid kali ini,Takmir Masjid Rohmat bekerja sama dengan RS.NU Mangir bekerja sama dalam mengadakan sunatan massal.terlihat sejumlah anak berkhitan di arak keliling kampung menggunakan becak hias dengan di iringi gamelan terbangan dan jidor.
Dalam acara Maulid Nabi, penduduk sekitar menyebut Muludan.hal lumrah yang biasanya di lakukan adalah bersama-sama membaca Manakiban Nabi Muhammad dalam kitab barzanji, Maulid simtud dhurar,Diba’,Siroful anam,Burdah dan lainnya.mereka menyebutnya dengan nama srakalan.
Seiring berkembangnya waktu ada sedikit perubahan dalam hal hidangan yang di bawa dari rumah.kalau dahulu, penduduk membawa makanan untuk di hidangkan dengan wadah anyaman debog pisang yang di namakan ancakan.tapi sekarang ancakan itu sudah jarang di temui.mereka lebih suka dengan cara praktis menggunakan kertas kotakan yang mudah di dapat di toko-toko.hal itu tidak menjadi soal.
Terlepas dari kegiatan yang baik tersebut.tradisi Muludan masih saja menyisakan kontroversi yang panjang dari sebagian kecil umat Islam di muka bumi.di karenakan sudut pandang dan pemahaman yang berbeda.hingga menyebut tradisi ini perbuatan bid’ah.dengan alasan tradisi ini tidak pernah di lakukan semasa zaman kenabian Nabi Muhammad SAW.
Terdengar dari pengeras suara,seruan dari Kepala Dusun Lugonto Cholili,SE. supaya warga dusun Lugonto agar senantiasa membangun kerukunan bersama.dan selalu menjaga nama baik kampung nya.
tampak pula berjejer di depan Masjid, anggota Banser N.U turut membantu pengamanan.
Reporter : FARUK WAHYUDI
Komentar