Berita. Sidikkasus.co.id.
Agam (Sumbar) – Rika Yulia Putri, warga Koto Manampuang, Jorong IV Sangkir, Lubuk Basung Kab.Agam.Sumatera Barat, melirik seni merajut sebagai lahan bisnis yang menjanjikan. Dengan bekal kreativitas, ibu satu anak ini bisa menghasilkan tas rajut bernilai jual.
Rika begitu ia akrab disapa, mengenal cara merajut dari salah seorang kerabat lima tahun lalu. Dirinya fokus menjadikan seni rajut sebagai bisnis baru dua tahun terakhir.
“Dikatakan hobi sih tidak, dulu tidak menyangka bisa merajut, namun pasca resign kerja, seorang kerabat yang lebih dahulu berbisnis tas rajutan memotivasi saya untuk merajut juga,” ujarnya kepada media Kamis (14/10/2020).
Bagi Rika seni merajut tidak hanya identik dengan pakaian. Kini, seni kerajinan tangan itu telah merambah ke aksesori, seperti tas yang dibuatnya. Sayangnya, pangsa pasar tas rajutan masih terbatas.
“Namun, peminatnya memang baru dari kalangan kelas menengah ke atas, seperti orang kantoran,” ucapnya.
Awalnya, Rika dan sang suami merintis bisnis tas rajutan di daerah Sijunjung. Awal 2019, Rika hijrah ke kampung halaman, dan kembali memulai merintis usaha rajutan dari nol.
“Disini mulai lagi mencari peminat, bahkan meski sudah di sini, yang banyak order malah justru dari Sijunjung,” katanya.
Saat di Sijunjung, kata Rika dalam satu bulan dirinya bisa menerima 4-5 orderan. Rika mematok harga tas rajutnya kisaran Rp150-250 ribu. Saat ini, Rika baru memasarkan produk melalui media sosial.
“Untuk harga sih bervariasi, tergantung ukuran dan jenis benang yang digunakan,” sebut Rika.
Untuk menghasilkan satu produk tas rajut, Rika membutuhkan waktu maksimal 2 minggu. Dikatakan, saat ini dirinya terkendala dalam pembuatan furing.
“Furing masih dijahit di Bukittinggi, di sini belum ketemu, mungkin ada. Nah, waktu membuat furing ini yang agak lama, kalau merajutnya cuma 3 hari,” katanya lagi.
Soal Furing, Rika benar-benar selektif mencari tempat menjahit yang berkualitas. Dikatakan, furing menjadi bagian terpenting dari tas rajutan yan dibuatnya.
“Karena kita harus menjaga kepercayaan konsumen dengan memberikan kualitas terbaik,” imbuh Rika.
Saat ini, Rika tengah giat mengenalkan Tsurayya Handmade sebagai brand produk tas rajutannya. Dirinya berharap, brand tersebut lebih dikenal luas oleh masyarakat.
“Kami juga berharap adanya pembinaan dari dinas terkait, saat ini kami sudah bergabung dengan kelompok UMKM Limpapeh,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Disperindagkop UMKM Kabupaten Agam, Noviyanti mengatakan saat ini banyak pelaku UMKM yang mulai menggeliat. Dikatakan, salah satu usaha yang memiliki prospek bagus adalah bisnis tas rajut.
“Saat ini seni rajutan memang tengah digemari, bisa jadi usaha ini prospeknya akan bagus,” katanya.
Diutarakan Noviyanti, pihaknya telah memantau usaha tas rajutan yang dirintis Rika. Menurutnya, tas rajutan buatan rika memiliki kualitas premium.
“Tas buatannya rapi, kualitasnya bagus, dirinya terampil merajut,” kata Noviyanti sembari memperlihatkan tas rajut buatan Rika yang dibelinya beberapa waktu lalu.
Pihaknya mengapresiasi makin menggeliatnya pelaku UMKM di Kabupaten Agam. Kedepan, pihaknya akan terus memantau dan meneliti pembinaan seperti apa yang dibutuhkan pelaku UMKM seperti Rika.
“Produk ini sudah dilapor ke kepala dinas. Dibandingkan di tempat lain, tas rajutan buatan Rika jauh lebih berkualitas,” pungkasnya.
(Anto)
Komentar