Pemandu Wisata Kuliner Diharapkan Jadi Penggerak Sektor Pariwisata Kabupaten Agam

Berita. Sidikkasus.co.id.

Agam (Sumbar)– Sektor pariwisata tidak bisa dilepas dari keberadaan kuliner. Sehingga, pemandu wisata kuliner di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, harus memiliki pehamaman kepariwisataan dan mampu mengembangkan potensi kuliner sebagai upaya menggerakkan sektor pariwisata.

“Kita mengenal Jepang dengan makanan Sushi, di Eropa ada Pizza. Dengan potensi kuliner kita di Agam, sebenarnya kita juga dapat menonjolkannya sebagai ciri khas wisata kuliner,” ujar Staf Ahli Bupati Agam Bidang Pembangunan, Perekonomian dan Keuangan, Isman Imran saat membuka pelatihan pemandu wisata kuliner di Hotel Nuansa Maninjau, Senin (12/10/2020).

Diutarakan lebih lanjut, Kabupaten Agam merupakan surga makanan lokal. Selain rendang, Agam juga memiliki kuliner itiak lado mudo, anyang daun kalikih, pangek ikan, gulai kapau, gulai pukek, palai rinuak, salai lele dan sebagainya.

“Semua makanan ini dapat dijadikan pendukung kegiatan kepariwisataan, tinggal bagaimana pemandu wisata dan pelaku kuliner kita dapat membuat menyajikan dengan baik kepada para pelancong,” ucapnya lagi.

Menurut Isman Imran, disamping menyajikan objek wisata yang memanjakan mata, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Agam diharapkan juga dapat menyajikan objek wisata yang dapat memanjakan selera wisatawan.

“Ini memang tugas berat yang akan diemban, maka pelatihan yang digelar Disparpora Agam, dimana akan banyak lahir duta kuliner patut diapresiasi,” tutur Isman Imran.

Pentingnya pelatihan bagi pemandu wisata kuliner, imbuhnya, bertujuan agar dapat menceritakan detail budaya dan kebiasaan masyarakat, terutama kulinernya kepada wisatawan.

“Ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang ke Kabupaten Agam. Apalagi dipadukan dengan keragaman dan keunikan kawasan alamnya,” tuturnya lagi.

Dengan adanya pelatihan pemandu wisata kuliner, Isman Irman berharap pelancong yang mendatangi Agam akan membawa cerita tersendiri tentang kuliner ketika kembali ke tempat asal. Ketika mendatangi Agam, pelancong tidak lagi membawa makanan dari luar, namun kuliner Agam justru menjadi penarik kedatangan pelancong.

“Itu semua kembali kepada bagaimana pengemasan yang menarik dan juga halal, sehingga pelancong merasa nyaman berada di Agam,” ungkapnya.

Dikatakan Isman Imran, pelaku usaha kuliner diharapkan dapat menjadi agen penggerak wisata sehat di tengah pandemi Covid-19. Pengusaha kuliner harus memastikan sajian yang disuguhkan kepada wisatawan aman untuk dikonsumsi.

“Duta kuliner juga diharapkan dapat menjaga makanan yang dibuat, minimal memastikan makanan terlindungi dari droplet,” pungkasnya.(Anto)

Komentar