Dalam pelukan malam terdiam tanpa sinar rembulan, sebuah suara menggelegar dilangit-langit cakrawala : “Komunis akan bangkit… komunis akan bangkit”
Didalam benak sanubari aku bertanya : “Dengan cara bagaimana komunis akan bangkit dinegara Pancasila ini? Dengan nafas teratur kususun jawaban. Aku melihat keatas langit dan menjawab gema suara dengan teriakan.
“Mustahil ia bangkit. Ini adalah negara Pancasila. Rakyatnya beragama, ibarat air dan minyak. Bukankah Marx Karl sang dedengkot komunis pernah bertitah. Agama adalah candu bagi masyarakat”
Langit hitam itu tetap diam dalam hitamnya, suaraku kembali lantang : “Hei, asal kalian tahu ya, Tap MPRS No. XXV/MPRS//1996 tahun 1996 tentang pelarangan ajaran komunis masih ada”
“Generasi Jenderal besar Sudirman masih siap untuk angkat senjata dan rela mati demi menghadang bangkitnya komunis. Janganlah kalian karena ambisi kekuasaan, lalu dengan sengaja menghembuskan isu-isu sebagai senjata politik”
Langit malam pun bersinar, dan senyum rembulan terlihat memahami 73 butir kata yang kuterbangkan kedada dan telinga.
(Catatan 30 September 2020)
Penulis : ADENI ANDRIADI
Komentar