Berita sidikkasus.co.id
Borong Matim NTT – Pemerintah Manggarai Timur (Matim),Nusa Tenggara Timur (NTT), membiarkan ruas jalan Benteng Satar Teu, seperti jalan diatas batu Kali Sungai Kering.
Ruas Jalan tersebut, merupakan jalan penghubung Benteng Jawa Satar Teu Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, sekaligus penghubung jalan nasional lintas utara Flores.
Rupanya keluhan warga yang berada dilokasi ruas jalan Benteng Jawa Satar Teu itu, selaku pengguna ruas jalan, bukan syair baru di tahun 2020 ini, melainkan syair lama sejak tahun 2017 silam.
Namun Pemerintah Matim, kurang pekah mendengarnya, dan dianggap angin berlalu. Sementara pengguna ruas jalan itu, tidak saja digunakan oleh warga setempat, akan tetapi juga digunakan untuk akses umum termasuk Pemkab Matim.
“Beberapa warga, yang enggan namanya disebut, secara tidak langsung ditemui Sidikkasus, dilokasi ruas jalan terburuk se NTT itu, Jumat 25/09/2020, kembali mengeluh karena semakin lama jalan tersebut tidak diperhatikan semakin rusak parah saja”.
“Kepada Sidikkasus, mereka mengatakan, bahwa kami sudah lelah pak, mengeluh ruas jalan ini, sudah sering diberitakan Wartawan, tetapi hasilnya tetap seperti ini kondisinya ruas jalan ini. Mungkin Pemerintah sengaja tutup mata, atau barangkali tidak tahu membaca berita Media atas keluhan kami. Atau barangkali Pemerintah Matim sengaja membiarkan ruas jalan Benteng Jawa Satar Teu Seperti jalan diatas batu Kali Sungai kering”. endus warga penuh kesal.
Lanjut mereka, kenapa demikian pak, karena warga mengeluh bukan baru satu dua atau tiga kali, bahkan sudah seringkali melalui berita Media, namun pemerintah tetap masa bodoh, tidak segera menindaklanjuti melakukan pengerjaan pembangunan lapennya.
Mereka juga mengaku, bahwa memang anggaran tahun 2019 lalu, sepanjang 2 kilo meter itu sudah ada lapen, tetapi setelah itu tidak dilanjutkan pembangunan lapennya. aku warga.
“Bonavantura Burhanto, anggota DPRD Matim dapil 3 Kecamatan Lamba Leda dari Fraksi PKB, menanggapi keluhan warga terkait ruas jalan Benteng Jawa Satar Teu, melalui telpon selulernya yang diterima Sidikkasus, Jumat 25/09/2020, menyampaikan bahwa keluhan warga terkait ruas jalan tersebut, secara peribadi, dirinya sangat mendukung yang dikatakan warga”. ujarnya.
“Dia mengungkapkan, secara peribadi saya, sangat mendukung atas keluhan warga, sebab ruas jalan Benteng Jawa Satar Teu merupakan akses lokomotif ekonomi masyarakat. Betapa lumpuhnya akses masyarakat selama ini, karena rusaknya ruas jalan tersebut”.tandas telpon Burhanto.
“Lanjutnya, akibat rusaknya ruas jalan Benteng Jawa Satar Teu tersebut, sehingga hasil panen para petani di Lamba Leda pada umumnya dan khususnya warga sekitar lokasi ruas jalan, tidak ada harganya lagi. Dan itu dikarenakan pembeli yang datang takut melintasi ruas jalan itu, sebaliknya juga, warga yang mau mengangkut hasil panen tani mereka, tidak bisa beredar keluar karena jarang sekali kendaraan yang melewati ruas jalan itu, karena takut”. ungkapnya.
Dia menambahkan, “terkait ruas jalan Benteng Jawa Satar Teu tersebut, berdasarkan hasil kesepakatan dalam pembahasan APBD perubahan kemarin, ruas jalan tersebut, sudah kita masukan di APBD Induk tahun 2020”. Namun sehubungan dengan situasi wabah pandemi Corona yang sedang gencar saat ini, sehingga tertunda di tahun 2021 baru dilaksanakan pengerjaan pembangunan lapennya. tutup telponnya. (richyjones)
Komentar