Foto. Danu Budiono, aktifis sosial politik Banyuwangi
Berita sidikkasus.co.id
Banyuwangi – Kamis, 3-09-2020.Teka – teki apakah ada poros ketiga (Cabup & Cawabup poros baru) di pilkada banyuwangi nanti nampaknya sudah terjawab, itu tidak akan ada.
Mengingat semua partai politik sudah menjatuhkan pilihannya dan mengerucup ke dua pasangan calon, yaitu Ipuk Fiestiandani berpasangan dengan Sugirah akan diusung oleh PDIP, Nasdem, Gerinda, Hanura dan PPP dengan jumlah kursi diparlemen 28.
Sedangkan Yusuf Widyatmoko berpasangan dengan KH. Muhammad Riza Azizy atau Gus Reza yang akan diusung oleh Demokrat, PKS, PKB, Golkar dengan jumlah kursi diparlemen 22.
Dengan komposisi itu maka sudah tertutup bagi cabup cawabup lain yang akan ikut berkompetisi, mengingat besok (4/9/2020) sudah pendaftaran di KPUD.
Yang menarik dan perlu kita lihat bersama adalah tagline kedua paslon saat ini, visi misinya, siapa punggawa timsesnya, serta kekuatan logistiknya.
Mengingat kalau komposisi dukungan partai politik kedua paslon hampir imbang, yang mana pasangan calon yusuf gus reza hanya terpaut 6 kursi dukungan parlemen(kursi DPRD), dan itu menurut saya tidak akan banyak pengaruh.
Adapun visi misi kedua paslon itu sampai saat ini saya sediri belom tahu, apakah mereka belom membuatnya atau sedang disempurnakan.
Sejatinya visi misi inilah yang kita tunggu dan penting, karena dari itu kita bisa mengetahui semua program kerjanya, termasuk kita mau dibawa kemana, banyuwangi akan kayak apa nantinya.
Karena saya yakin hari ini pemilih sangat cerdas, artinya akan melihat visi misi paslon tersebut.
Selanjutnya tak kalah penting adalah tim suksesnya atau tim kampanyenya ini juga sangat penting untuk mereka, karena menang kalahnya mereka bisa juga ditentukan oleh timsesnya, yang tentu didalamnya ada partai politik, ada relawan, ada pendukung bagaimana strategi mengunci basis massa, bagaimana berkomunikasi dengan tokoh dll.
Walaupun saya yakin mereka menggunakan konsultan politik, akan tetapi keberadaan timses mulai kabupaten hingga tingkat TPS sangat krusial dan penting sebagai kepanjangan tangan paslon mereka, disini nanti juga akan di uji militansi kader partai politik, relawan serta pendukung untuk memenangkan jagoannya.
Adapun masalah ini untuk pergerakan dilapangan (masyarakat) saya melihat paslon ipuk sugirah yang sudah bergerak masif, bahkan sudah sampe dor to dor.
Kabarnya paslon ini malah sudah merekrut ribuan relawan.
Sedangkan untuk paslon yusuf & gus reza dilapangan (masyarakat) saya belom melihat pergerakan yang masif.
Disisi lain tentu kekuatan logistik tidak kalah penting juga, dan ini juga menentukkan segalanya.
Logikanya sebuah mobil tidak akan bisa jalan jika tidak ada bensinnya.
Tentu kekuatan sesungguhnya ini yang tahu hanya mereka yang berkompetisi, timsesnya dan orang orang dekatnya.
Namun kita bisa melihat kemampuan finansial paslon itu dari pergerakan timnya, relawannya, alat peraga kampanyenya, dll.
Untuk pergerakan survei yang kadang beredar ke publik itu hal yang wajar, karena jelas masing masing paslon punya konsultan politik (lembaga survei) jadi antara survei yang satu dengan survei yang lainnya pun hasilnya berbeda, artinya untuk saat ini tidak usah terlalu percaya lembaga survei dulu.
Karena bisa jadi itu bagian dari strategi untuk mengecoh publik.
Yang lebih menarik lagi adalah tagline paslon ipuk sugirah, “menjaga kesinambungan”.
Menurut saya justru tagline itu lebih cocok dipakai paslon yusuf & gus reza.
Mengingat yusuf widyatmoko itu sampe detik ini masih wakil bupati aktif, bukankah kesinambungan yang dimaksud adalah capain kinerja disemua sektor atas kinerja bupati wakil bupati saat ini.
Betul bahwasanya ipuk fiestiandani adalah istri bupati, tetapi beliau tidak ikut memerintah langsung.
Sedangkan yusuf widyatmoko adalah ikut memerintah, visi misi maupun sumpah jabatan bupati dan wakil bupati di 2010 dan 2015 itu Abdullah azwar anas dan Yusuf widyatmoko.
Memang itu hak ipuk fiestiandani & sugirah dan sejatinya gak ada masalah, tetapi sekali lagi menurut saya akan lebih cocok jika pak yusuf yang meneruskan menjaga kesinambungan itu.
Sedangkan tagline “Pemilik Pengalaman, Bekerja menuntaskan” yang dipakai Yusuf & Gus reza itu adalah jawaban dari tagline “Menjaga Kesinambungan” karena yang berpengalaman tentunya yang lebih tahu menjaga kesinambungan itu.
Kalimat “bekerja menuntaskan” inilah yang menurut saya perlu diuji lebih lanjut.
Terlepas dari itu semuanya, ada baiknya kita tunggu siapa yang bisa berkhidmat untuk rakyat saat kampanye nanti, siapa yang bisa menjanjikan visi misinya akan terbukti dan siapa yang bisa menggenapi keinginan segenap rakyat banyuwangi, mengingat rakyat sudah pintar menilai dan menentukkan pilihannya nanti.
Danu Budiyono.
Aktifis Sosial Politik Banyuwangi.
Komentar