Berita Sidikkasus.co.id
Jakarta – Aksi tawuran terjadi di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat. Polisi mengatakan tawuran yang melibatkan dua kelompok remaja tersebut hanya sekadar ingin mendapatkan perhatian di media sosial.
“Itu kejadiannya sudah lama. Kejadiannya malam minggu kemarin ya, kejadiannya cuman sebentar, nggak lama cuman 5 menit doang. Memang sengaja mau diviralin, yang penting udah masuk viral aja udah merasa bangga,” kata Kapolsek Palmerah Kompol Supriyanto ketika dihubungi wartawan, Selasa (1/9/2020).
Aksi tawuran itu viral di media sosial. Kompol Supriyanto mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (30/8) dini hari.
Supriyanto menjelaskan, tawuran tersebut bermula dari aksi saling ledek di media sosial. Dari saling sindir di media sosial tersebut, para pelaku kemudian saling bertemu dan melakukan tawuran.
Saat ini total sudah ada 16 remaja yang diamankan ke Polsek dan diberikan pengarahan oleh kepolisian. Supriyanto menyebutkan dari 16 pelaku tersebut, mayoritas berusia 12 hingga 14 tahun.
“Waktu Minggu ada 4 kita panggil sama orang tuanya, kita buat surat pernyataan. Terus besoknya ada lagi 12 kita amanin lagi. (Mayoritas) di bawah umur, ada yang 12 tahun sampai 14 tahun,” jelasnya.
Supriyanto menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan langkah tegas jika dari 16 pelaku yang telah dipanggil ke kantor polisi mengulangi perbuatannya lagi.
Namun, dia menyebutkan mayoritas pelaku yang telah diamankan tersebut telah putus sekolah. Hal itu membuat sanksi pencabutan bantuan sekolah yang diusulkan oleh kepolisian kepada peserta tawuran tersebut tidak digubris oleh para pelaku.
“Justru itu kalau mereka masih sekolah, kita panggil kepala sekolahnya, kita panggil gurunya. Kita sarankan supaya ini kartu KJP-nya cabut aja. Tapi anak-anak itu pada nggak takut karena rata-rata mereka nggak sekolah. Dan itu yang viralin kan mereka sendiri, jadi kaya mau nunjukkin, mau jago-jagoan aja,” pungkas Supriyanto. (*)
Komentar