SDN 1 Desa Pulauan Dituduh, Benarkah?

Berita sidikkasus.co.id

OKI – Salah satu sekolah di Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir OKI Sumatera Selatan Sumsel diberitakan oleh beberapa media online (Lokal) dan dituduh-tuduh tidak menjalankan proses belajar selama berbulan-bulan sebelum tahun ajaran baru 2020 dimulai sempat viral dalam satu pekan terakhir ini.

Seorang narasumber didalam beberapa media online (Lokal), mengaku anaknya yang duduk di bangku kelas 3 SDN 1 Desa Pulauan Kecamatan Pangkalan Lampam, dan namanya diinisialkan oleh wartawan, menyampaikan Keluh-kesahnya lantaran sang anak tidak naik kelas.

Dikutip dari beberapa laman media online (Lokal), seseorang yang mengaku orang tua siswa itu mengaku bahwa selama masa darurat Covid-19, Sekolah SD Negeri 1 Pulauan sama sekali tidak pernah melakukan proses belajar via online (Daring).

Orang tua siswa itu mengatakan, jika pihak sekolah SD Negeri 1 Pulauan sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar mengajar secara daring melalui media sosial.

“Saya tidak tahu apa alasan kenapa anak saya tidak naik kelas. Padahal selama pandemi tidak pernah ada proses belajar dari rumah dan anak saya tidak pernah diberi tugas ataupun ujian secara online.

Pada saat proses pembagian rapor, anak saya dinyatakan tidak naik kelas,”ungkap Misca, ayah RS kepada salah satu media online (Lokal), Senin (10/8/2020) dua pekan lalu.

Ia mengatakan, selama belajar dari rumah tidak pernah ada tugas dan atau semacamnya. Bahkan ujian online pun sama sekali tidak ada.

“Setahu saya, selama Covid-19 ini hanya ada ujian online untuk mata pelajaran pendidikan agama. Selebihnya sama tidak ada,” jelasnya.

Sebagai orang tua yang bertanggung jawab, ia sangat menyesalkan sikap guru wali kelas anaknya. Sebab, menurut dia, ketika neneknya mendatangi guru tersebut guna menanyakan perihal kenapa cucunya tidak naik kelas, malahan gurunya sama sekali tidak memberikan alasan apapun.

“Kalau memang anak kami ada tertinggal ujian, harusnya ada ujian susulan. Karena sistem pembelajaran online tidak semua orang mengerti,”bebernya.

“Saya sudah pernah mempertanyakan hal ini kepada gurunya melalui mesengger apakah ada tugas untuk anak saya, namun sama sekali tidak pernah dijawab,” urainya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten OKI, Muhammad Amin, kepada wartawan mengatakan, bahwa pihaknya sama sekali belum mengetahui terkait soal ini.

Menurut dia, pihaknya akan segera melakukan pengecekan ke sekolah tersebut.

“Kami akan segera croscek kebenarannya. Memang pada prinsipnya, dimasa covid ini tidak ada siswa yang tidak naik kelas ataupun tidak lulus. Terkecuali ada alasan tertentu, misalkan berhenti sekolah,” tegasnya.

Ya, untuk kasus ini, akan kami pelajari dulu apa yang menyebabkan siswa tersebut tidak naik kelas. Kalau memang memungkinkan Jelas akan dilakukan penitinjauan ulang,” katanya.

Orang nomor satu di Dinas Pendidikan Kabupaten OKI itu mengakui. “Memang tidak semua guru ataupun kepala sekolah memahami secara baik sistem pembelajaran secara daring.

“Kita akan melakukan rapat di dinas pendidikan. Salah satu yang akan kita bahas adalah mengenai sistem pembelajaran online dan kita juga akan mempersiapkan secepat mungkin melakukan pembelajaran tatap muka,” bebernya.

Tim Sidik Kasus Sumatera Selatan

Komentar