Keindahan Kota Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

Berita sidikkasus.co.id

LAMPUNG SELATAN – Berada tepat di kaki gunung Rajabasa, Kota Kalianda Kabupaten Lampung Selatan adalah Kota kecil bersahaja.

Selain menyimpan sejuta keindahan alam dibibir pantai, Kabupaten Lampung Selatan memiliki keberagaman budaya unik untuk memperkaya budaya bangsa.

Pasir putih, pantai, dan ombak laut yang tenang, serta hijaunya kaki bukit, menjadi keindahan alam yang sempurna bagi Kabupaten Lampung Selatan.

Pesona keindahan alam yang bersatu dengan keindahan laut dan budaya. Inilah salah satu pintu gerbang di pulau Sumatra Kabupaten Lampung Selatan.

Memiliki garis bibir pantai lebih dari 200 kilometer. Keindahan alam di Kabupaten Lampung Selatan akan memecahkan mata anda.

Perjalanan kami yang pertama kami mengunjungi pusat pendaratan ikan terbesar di Dermaga Bom Kalianda.

Dermaga ini sudah ada disini sejak jaman penjajahan kolonial Belanda. Dahulu Dermaga Bom ini menjadi tempat bersandarnya bagi kapal perang.

Jika cuaca sedang bersahabat, tak kurang dari 150 nelayan di Dermaga Bom ini bisa mendapatkan hasil tangkapan laut lebih dari 5 ton perhari.

Berbagai hasil tangkapan laut nelayan semua dijual disini. Selain harganya yang sangat terjangkau ikannya pun besar dan segar.

Memegang kemudi, mengarungi lautan luas, melawan ombak dan angin, begitulah cara mereka bertahan hidup di pesisir. Nelayan, pantai, dan ikan, tak dapat terpisahkan dari warga pesisir di Kabupaten Lampung Selatan.

Perjalanan kami lanjutkan menuju Desa Kuripan. Desa yang dikenal sebagai sentral pembuatan tutup kepala khas Lampung Selatan dan biasa disebut Tukus.

Tukus dipakai oleh pahlawan nasional Raden Intan ll dan menjadi saksi sejarah bagaimana lampung bisa berhasil bebas dari penjajahan.

Terbuat dari bahan dasar kain khusus dan biasa digunakan untuk tapis, Tukus dibuat dan dijahit dengan menggunakan tangan.

Aksesoris ini biasa dipakai oleh pria dan wanita di lampung Selatan. Sebuah identitas budaya dan sangat menguatkan nilai kearifan lokal.

Sebuah kapal kecil mengantarkan kami menuju pulau mengkudu di Kabupaten Lampung Selatan. Dalam perjalanan, kami melihat batu berlapis tersaji di tebing rata menyerupai pundak merundak dan tertata rapi kian menambah eksotisme bagi Kabupaten Lampung Selatan.

Terjalan ombak yang menjadikan bebatuan itu terbentuk secara alami sejak ribuan tahun. Deburan ombak dan angin segar menyambut kedatangan kami di pulau mengkudu.

Pasir putih yang timbul saat air laut surut menghubungkan pulau sumatera dan pulau mengkudu.

Pasir yang timbul ini seolah menjadi jembatan untuk menyatukan dua pulau. Deburan ombak dari kedua sisi yang bertemupun turut menyapa langkah kaki kami.

Keindahan alam yang mempesona dan eksotis, pasir putih yang bersih serta keasrian pulau yang masih sangat terjaga. Air laut yang jernih membuat kami begitu terdecak kagum ketika pertama kali tiba di pulau mengkudu.

Kami mengelilingi pulau mengkudu dengan menggunakan rumah apung mengitari pulau yang memiliki luas lebih dari 2 hektar.

Tahun 80’an, pulau tak berpenghuni ini banyak ditumbuhi oleh pohon mengkudu. Masyarakat setempat masih meyakini buah mengkudu banyak memiliki manfaat kesehatan untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Kami menyempatkan waktu untuk menikmati senja dengan bermain Pedal. Ombak yang relatif tenang membuat kami tidak takut untuk terus mengayuh Pedal.

Dalam setiap tanjung menjorok keluar dan dalam setiap pantai yang terbentang dan dalam setiap butiran pasir dibibir-bibir pantai, ada sebuah cerita tentang sebuah negeri yang mempesona.

Eksotisme yang kami lihat di pulau mengkudu sangat menawarkan sejuta janji dan sangat membayar lunas disaat pertama kali kaki kami tiba disana.

Tidak seaneh namanya, pulau mengkudu ternyata menawarkan sejuta keindahan alam yang luar biasa kepada kami. Inilah pulau mengkudu di Kabupaten Lampung Selatan yang tuhan berikan untuk tetap selalu kita jaga bersama.

Adeni Andriadi/Herwadi/Nurwahyudi/Joni

Komentar