Berita. Sisikkasus.go.id.
Agam _ Antisipasi yang sangat dalam atas dibahasnya serta laksanakan seminarkan oleh tiga pakar pengamat udara melalui Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Dalam hal ini selalu laksanakan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat,
Seminar ini dilaksanakan melalui aplikasi zoom meeting secara virtual yang diikuti hampir 240 orang meeting webinar di Sumatera Barat dan juga diikuti Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs. Herizal, M.Si,
Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Wandayantolis, M.Si, dalam paparannya berjudul Potensi Penurunan Kualitas Udara di Sumatera Barat tahun 2020, dikatakannya bahwa Sumbar bukan produsen hotspot, tetapi penerima dampak, dari kabut asap dari daerah lain katanya.
Maka perlu GAW bekerjasama dengan Lingkubgan hidup kabupaten kota untuk berkolaborasi agar penurunan kualitas udara terpantau dan dapat dilaporkan kepada masyarakat apa yang perlu dilaksanakan oleh masyarakat terdampak dan sebagai dasar bagi pemerintah mengambil kebijakan.
Narasumber seminar juga diberikan oleh Heron Tarigan, S.P., M.Si, selaku Kepala Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, dengan judul Perkembangan Musim Kemarau 2020 di Sumatera Barat, dan Ir. Siti Aisyah, M.Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat, tentang Kebijakan dan Program Langit Biru di Sumatera Barat.
Satu hal yang menarik dikatakan kepala GAW Koto Tabang Wandayantolis, adalah adanya perkiraan pemantauan kualitas udara untuk dua sampai tiga hari kedepan dengan dasar adanya kerjasama terutama memakai PM10, yang dipantau melalui parameter meteorologi arah angin dan curah hujan. Melalui Rent (R) dapat dibantu dan penyebarannya secara linear dapat dilakukan informasi bahwa kualitas udara dapat diinformasikan dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut. Apakah menutup sekolah, memakai masker, dan lain sebagainya.
Pada kesempatan itu Wandayantolis juga menambahkan melalui GAW Koto Tabang dan BMKG dapat juga menginformasikan curah hujan, arah angin dan tingginya gelombang laut yang berguna bagi para nelayan.
Seminar yang cukup bermanfaat ini juga dipertanyakan kualitas udara dimasa pandemi Covid-19. Dimana dikatakan juga oleh narasumber juga ada pengaruhnya, tetapi tidak signifikan. Ini perlu penelitian lebih lanjut, kata narasumber.
Seminar penurunan kualitas udara dengan moderator, Siswanto, M.Sc., PhD (cand) sebagai Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG.
Sebagai MC dalam acara Aplikasi Zoom adalah Sheila Dewi Ayu Kusumaningtyas, M.Si selaku Peneliti di BMKG.
Seminar yang berjalan dengan baik dan mendapat tanggapan dari seluruh audien yang ada di Indonesia terutama para pakar yang bergerak dalam penanganan kualitas udara, termasuk pertanyaan yang berkembang dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Selesai Webinar, kepala GAW Koto Tabang Wandayantolis, berterimakasih atas partisipasi dari seluruh unsur terkait yang telah ikut seminar dan membantu pembahasan tentang peningkatan dan penurunan kualitas udara.yun
( Anto )
Komentar