Anak Tiba Tiba Minta Sunat, Orang Tua Kebingungan, Begini Ceritanya…

Berita Sidikkasus.co.id

LUMAJANG – Ardan, begitu teman temannya memangilnya sehari harinya. Ardan anak dari pasangan muda, Hijriawan dan Laila, asal Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang tiba tiba minta disunat.

Ardan, yang saat ini masih duduk di sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Petahunan kelas ll.

Di masa pandemi Covid -19.
demi mencegah penularan virus corona yang mengancam bagi keselamatan para murid, di beberapa daerah. pemerintah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Namun, Selama itu, pembelajaran dilakukan secara daring (online) dengan sebutan belajar di rumah.

Selama itu, Ardan bersama orang tuanya lebih sering berkunjung ke rumah kakeknya yang berada di dusun Darungan, Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung.

Berawal dari situlah, Ardan selalu di tanyakan oleh kakek, nenek dan paman – paman nya, yang memang ingin cucunya secepatnya disunat.

Namun, Si Ardan selalu menolak ( masih takut ). Karena seringnya ditanya, pada suatu hari si Ardan tidak mau diajak ke rumah kakeknya.

Namun tiba – tiba Ardan minta untuk disunat, pada hari Minggu (26/7).

“Saya kaget dan bingung. kenapa anak ini, kok tiba tiba minta disunat,”kata ayah Ardan, Hijriawan, pada sidikkasus.co.id, Selasa (29/7).

Usut temu usut, ternyata si Ardan selalu di olok olok sama teman mengajinya. “Pek… Durung sunat, wes gede durung sunat,” ( Sudah besar kok belum sunat ) begitu, ayah Ardan, Hijriawan menirukan saat anaknya diolok olok saat belajar mengaji.

Selain itu, maaf, kalau anak kecil, saat dijanjiin kalau berani sunat bakal dikasih ampao. Masing masing kakek, nenek dan paman paman nya mau ngasih ampao Rp 100.000 an. “Nah! Itu lagi yang membuat si Ardan bersemangat,” canda Hijriawan, sambil tertawa lebar.

Saya berpikir ini kesempatan, akhirnya saya menghubungi paman Ardan, yang ada di desa Wonokerto, kecamatan Tekung. Saya telepon untuk mencarikan tukang sunat. Alhamdulilah, ternyata ada. Ardan pun saya bawa ke Wonokerto dan disunat, “ya, di sunat di Wonokerto”, papar Hijriawan.

Singkat cerita, Alhamdulillah prosesinya berjalan lancar. Tapi pada saat prosesi sunat berjalan, hati deg degan. “namanya juga orang tua, (tidak tega)”, ucapnya.

“Semua keluarga merasa lega, karena prosesi sunatan nya (khitan) yang dilakukan berjalan lancar, dan sekarang sudah sembuh dan sudah memakai celana pendek,”pungkas Hijriawan. (Ria)

Komentar