Berita Sidikkasus.co.id.
Agam – Bupati Agam Provinsi Sumatera Barat Indra Catri paha hari Jumat (24/7/2020) berkesempatan menyambangi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 63 Surabayo.
Sepintas, bangunan yang berada di komplek perkantoran Pemerintahan Kabupaten Agam itu tidak terlihat layaknya sekolah dasar pada umumnya.
Konstruksinya yang kokoh dengan design modern, bangunan megah itu menjadi tempat ratusan pelajar sekolah dasar menimba ilmu pengetahuan.
Tak ayal, sekolah yang belum lama direlokasi dari komplek RSUD Lubuk Basung itu digadang- gadang sebagai salah satu sekolah percontohan di luhak Agam.
Secara fisik, bangunan SDN 63 Surabayo yang baru, memiliki perbedaan mencolok dengan bangunan lama. Pasalnya, dulu konstruksi bangunan sekolah memiliki dua lantai atau bertingkat, di lokasi yang baru hanya ada satu lantai.
“Meskipun di tempat yang baru ini hanya satu lantai, namun masyarakat tetap menyebut ini SD bertingkat. Mungkin penyebutan itu telah melekat di masyarakat sejak dulu, jadi tidak bisa dihilangkan ciri khas itu,” ujar Kepala SDN 63 Surabayo, Zilfa, S.Pd, M.Pd.
Penamaan SD bertingkat oleh masyarakat sudah tertanam sejak tahun 1984 atau sejak bangunan sekolah pertama kali didirikan. Konon, pada saat itu hanya ada satu sekolah yang memiliki bangunan bertingkat.
Awal dibangun, sekolah dasar ini bernama Sekolah Dasar Inpres No. 648. Tidak lama berselang, berganti menjadi SDN 80 Surabayo.
“Kini SDN 63 Surabayo. Meski sudah tiga kali berganti nama, masyarakat tetap mengenal sekolah ini dengan SD bertingkat,” imbuh Zilfa.
Artinya, sambung Zilfa, relokasi bangunan tidak begitu mempengaruhi terhadap reputasi sekolah yang ia pimpin. Justru saat ini peminat SDN 63 Surabayo terus meningkat. Kuota tiga lokal untuk penerimaan siswa baru masih tidak mampu menampung tingginya minat masyarakat.
Diceritakan Zilfa, relokasi SDN 63 Surabayo tidak terlepas dari tangan dingin Bupati Agam, Dr. Indra Catri. Dikatakan, Dr. Indra Catri menaruh perhatian yang lebih bagi dunia pendidikan di Agam.
“Wacana relokasi sudah sejak 6 tahun yang lalu, namun berkat Bapak Bupati Indra Catri, relokasi sekolah ini bisa dikebut,” tuturnya.
Diutarakan lebih lanjut, selain lokasi sekolah yang lama sudah terlalu sempit menampung banyak murid, faktor kesehatan juga menjadi alasan direlokasinya SDN 63 Surabayo ke tempat yang baru.
“Karena lokasinya berdekatan dengan rumah sakit, kita khawatir nantinya menimbulkan dampak kesehatan bagi anak-anak. Pak Bupati Indra Catri menyelamatkan generasi masa depan Agam dari terjangan beragam potensi penyakit karena berada tak jauh dari kompleks rumah sakit yang banyak memendam virus berbahaya,” sebutnya.
Lagian, tukasnya lagi, pemindahan lokasi SDN 63 Surabayo oleh Bupati Agam dinilai sudah sangat tepat. Pasalnya bangunan yang lama tersebut bisa dipergunakan oleh RSUD Lubuk Basung untuk meningkatkan fasilitas kesehatan masyarakat.
“Artinya, sarana pendidikan terbenahi, sarana kesehatan juga terpenuhi,” katanya.
Dikatakan Zilfa, arsitektur bangunan yang sekarang dengan satu lantai merupakan instruksi dari Dr. Indra Catri. Menurutnya, bangunan satu lantai lebih aman bagi murid usia sekolah dasar.
“Jika tetap dua lantai, kita khawatir akan membahayakan pada keselamatan anak. Kadang anak-anak masih suka berlari kesana kemari,” ungkapnya.
Diketahui untuk mempersiapkan bangunan sekolah yang dikebut Maret 2019 itu membutuhkan dana Rp. 4,9 miliar yang berasal dari APBD 2019 sebesar Rp3,7 miliar dan DAK Rp1,2 miliar.
“Dalam pada itu, kami keluarga besar SDN 63 Surabayo mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk Bapak Indra Catri,” ucap Zilfa.
Kedepan, sebagai kepala sekolah, Zilfa berharap akan ada kelanjutan pembangunan di sekolahnya. Pihaknya berharap akan ada penambahan fasilitas yang saat ini belum ada, seperti ubin halaman dan mushala.
“Namun sudah ada pembicaraan bersama dinas pendidikan dan juga pemerintah daerah untuk pembangunan lanjutan,” tuturnya lagi.
Untuk prestasi siswa, imbuhnya, SDN 63 Surabayo tidak diragukan lagi, pasalnya setiap kali kejuaraan, siswa-siswi selalu memboyong tropi juara.
Keunggulannya tidak hanya disegi keilmuan saja, bidang ekstrakurikuler juga menonjol. Selain itu, sekolah ini juga meraih penghargaan Adiwiyata hingga ke tingkat nasional.
“Penampilan drum band anak-anak SD bertingkat, sangat dinanti semua orang,” ucap Zilfa bangga. (Anto)
Komentar