Berita Sidikkasus.co.id
TALIABU – sejumlah Petani Cengkeh Di Kabupaten Pulau Taliabu saat ini mulai menghadapi musim panen, terutama di kecamatan Lede yang kini mulai panen cengkeh khususnya cengkeh usia remaja, sementara cengkeh yang sudah melewati masa remaja diprediksi baru bisa dipanen pada Agustus mendatang. Kamis, 23/07/20.
Sayangnya, musim panen cengkeh yang begitu melimpah ruah dimusim ini, terjadi secara bersamaan dengan musim hujan disamping bayang bayang ancaman virus corona meski Taliabu masih tetap di zona hijau.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, sejumlah petani cengkeh di kecamatan Lede nampaknya sedang menemukan sejumlah masalah serius pada musim panen cengkah saat ini, yakni jalan kawasan perkebunan yang licin dan rusak parah, dan hasil panen yang berguguran akibat di terpa musim hujan.
Musrifin, Warga Desa Lede kecamatan Lede kabupaten pulau Taliabu mengeluhkan jalan di kecamatan Lede karena kondisinya yang semakin rusak dan berbahaya bagi pengguna kendaraan.
dia pun mengaku kerusakan jalan pada musim hujan saat ini berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat, terutama mereka selaku para petani, sebab jalan rusak tidak hanya menguras tenaga mereka saat berkendaraan menuju ke kebun, melainkan kerusakan jalan Lede – Nggele Dan Jalan Lede – Desa Tolong juga menguras keuangan mereka lantaran motor yang mereka gunakan ke kebun Terus terusan mengalami kerusakan serius.
” jalan rusak di lede ini mulai dari tanjakan di atas (belakang kampung) Desa Balohang sampai di air balohang, kemudian kalau perkebunan yang menuju nggele itu paling parah di telaga biru, karena lumpur itu sampe di betis orang dewasa.
Dan kalau rusak begini, bukan cuma badan badan yang sengsara karena bawa motor, karena hampir setiap pulang kebun motor rusak, jadi mau tak mau terpaksa masuk bengkel lagi, sangat sulit kondisi disini (lede) sekarang ini” Keluhnya ketika disambangi wartawan di lede (23/7) kemarin.
Tak hanya itu kisah pilu yang dialami masyarakat dan petani kita di kecamatan Lede saat menghadapi musim panen cengkeh saat ini, sebab selain jalanan rusak, para petani pun terancam rugi berkali kali lipat lantaran hasil panennya mulai berguguran karena hujan yang terus awet.
Hal ini diakui sejumlah petani di lede, Salah satunya adalah La Auke warga Dusun Permata desa lede yang mengaku cengkeh remaja di lede saat ini rata – rata berguguran, para petani terpaksa harus cepat cepat memungut setiap hasil panennya yang gugur sebelum rusak, meskipun tak sedikit yang hanya bisa pasrah.
Menurutnya, untuk dapat mengambil keguguran hasil panen cengkeh seperti sekarang ini mereka hanya membutuhkan waktu paling lambat tiga hari untuk memungutnya jika telat dari tiga hari maka cengkeh tersebut terancam rusak dan tak bisa diambil.
” cengkeh remaja di lede sekarang ini semuanya gugur, jadi kalau kita tidak dapat pungut paling lama tiga hari sudah tidak bisa diambil lagi karena rusak, petani di sini cuma bisa pasrah, tidak bisa berbuat apa apa karena hujan terus jadi buah cengkeh gugur begini ” ungkapnya.
Warga berharap, kondisi kerusakan jalan di kecamatan Lede segera teratasi oleh pemerintah setempat begitu juga masalah kegagalan panen di musim hujan agar kiranya dapat menjadi pekerjaan rumah dinas pertanian dimasa yang akan datang.
” harapan kita itu, pemerintah segera perhatikan jalan di lede, jangan biarkan rusak terus begini, kita masyarakat sudah cukup bersabar dengan keadaan jalan yang tiap tahun rusak begini. dan kami harapkan agar dinas pertanian bisa berikan solusi untuk masyarakat petani, jangan cuma kita bikin kantor saja, tapi tidak ada bukti untuk masyarakat petani. Karena masyarakat ini sudah bosan dengan janji – janji, tapi tidak ada bukti ” pungkas La uke
(Jk)
Komentar