Berita sidikkasus.co.id
Agam _ Kalau kedua orang tua atau ayah dan ibu masuk surga, juga ingin jadi guru tahfizd,” ujar Zizi Alfia Zilda kepada awak media saat ditanyakan alasannya ingin menjadi seorang penghafal Alquran, Jumat (17/7/2020).
Anak yang bernama Zizi dan itu panggilan sehari hari, mulai mencintai Alquran sejak belia. Saat ini usianya baru beranjak cuma7 tahun.
Dicertikan oleh orangnya Zulhasni, sebagai orang tua Zizi, minat anaknya terhadap Alquran sangat besar dan sudah tampak sejak kecil. Zizi mulai dibimbing belajar Alquran pada usia 5 tahun oleh keluarganya. Dikatakan, Zizi diajari mengaji dengan metode talqin atau mengikuti bacaan hafalan.
“Barangkali itu keistimewaan dan mukjizat Alquran. Umatnya diberikan kemudahan dalam menghafal Kalam Illahi,” ujar ibu tiga orang anak asal Sungai Jariang, Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam
Dikisahkannya, Alquran tak ayal telah menjadi kebutuhan bagi anaknya. Kerap sang anak yang terbilang masih belia itu, mengingatkan dirinya dan suami saat melakukan sesuatu yang bagi anaknya tidak baik menurut Alquran dan hadist.
“Bunda kalau buang sampah jangan sembarangan ya. Bunda tidak bagus kalau minum sambil berdiri. Ada hadistnya loh bunda,” ujarnya menirukan sang anak.
Menurut Zulhasni, kecintaan anak-anaknya terhadap Alquran bukanlah karena paksaan. Diakuinya, dirinya dibuat haru ketika sang anak membaca Alquran dengan tadjwid dan makhraj yang benar.
“Bahkan bacaan Al fatihah kami merekalah yang membenarkan,” tutur Zulhasni.
Dikatakan lagi, melihat begitu cintanya sang anak dengan Alquran, dirinya mulai mengarahkan anak-anaknya untuk fokus dalam menghafal Alquran dan pemahaman makna setiap surah yang ada di dalamnya. Setiap subuh dan magrib menjadi waktu yang wajib bagi keluarga membaca dan belajar Alquran.
Tak ayal sebutnya, dirinya begitu mendambakan sosok buah hati yang memiliki hafalan seluruh isi Alquran dan tersimpan dalam hati dan pikiran mereka. Dia berharap Alquran bisa menjadi pedoman bagi anaknya saat qe2degbesar kelak.
“Apalagi bagi anak-anak perempuan. Semoga Alquran bisa menjadi pedoman dan dinding yang melindungi mereka kelak, baik di dunia maupun akhirat,” harapnya.
Disebutkannya, saat ini Zizi baru akan menuntaskan 1 juz Alqur’an. Kemudian kedua anaknya lagi sudah hafal masing-masing 4 juz dan 3 juz Alquran.
Hal senada juga diutarakan Adhy Ammara Fayaza (13) salah seorang pelajar di Lubuk Basung. Dirinya menjadi penghafal Alquran, tidak lain selain ingin menghantarkan kedua orang tua ke surga kelak.
“Dengan Alquran Ammara ingin menjadi anak yang berguna. Ammara ingin menjadikan Alquran sebagai kebutuhan Ammara,” ujarnya berharap.
Bagi Ammara, Surah An-naba menjadi titik awal yang menggugah hatinya ingin menjadi seorang penghafal Alquran. Tak ayal, dirinya ingin Alquran menjadi sarana baginya mengingat sang pencipta.
“Sekarang, kalau tidak membaca Alquran, ada yang beda rasanya. Jadi setiap selesai Shalat Ammara selalu membaca Alquran,” ungkapnya lagi.
Dikisahkannya, awalnya dia mengenal Alquran karena paksaan. Namun, lambat laun dirinya mulai menyadari posisinya sebagai seorang muslim.
“Semoga Ammara tetap Istiqomah menjaga kecintaan terhadap Alquran. Ammara ingin menghafal 30 juz. Ammara ingin, kemanapun Ammara pergi, ada Alquran yang mengingatkan Ammara kepada Allah,” harapnya lagi.
Sebenarnya, tukas Ammara, kalau ada niat yang sungguh-sungguh, menghafal Alquran bukanlah perkara sulit. Menurutnya, jadikan kedua orang tua sebagai motivasi dalam mencintai Alquran.
“Bagi teman-teman Ammara yang baru ingin belajar Alquran, bulatkanlah tekad, jika kita berniat, tidak ada yang susah, jadikanlah Alquran sebagai kebutuhan yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat kelak,” tutupnya.(Anto)
Komentar