Berita Sidikkasus.co.id
Jakarta – Dalam Menghadapi Ketidakpastian Pandemi Covid-19, Indonesia Telah menyiapkan dua skenario (terburuk hingga optimis). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia menyiapkan berbagai program kebijakan jaring pengaman sosial hanya untuk 3 bulan pertama sejak merebaknya Covid-19. Seiring dengan meluasnya pandemi, Pemerintah pun memperluas cakupan penerima bantuan hingga 29 juta kepala keluarga, serta memperpanjang jangka waktu program bantuan baik ke masyarakat maupun industri, hingga akhir tahun.”
Hal ini Saya jelaskan saat menjadi panelis pada e-launching World Bank Indonesia Economic Prospects (IEP), Kamis 16 Juli 2020. IEP merupakan laporan yang disusun World Bank setiap 6 bulan atas prospek ekonomi Indonesia.”ungkap Sri Mulyani
Dalam masa pendemi Covid-19 ini, peningkatan angka kemiskinan sangat mungkin terjadi dan Pemerintah melakukan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk pada angka kemiskinan dan ketimpangan.”
Dengan kondisi kapasitas fiskal yang terbatas, Pemerintah dituntut membuat prioritas program dan kebijakan, yang paling penting dan efektif. Kebijakan juga disempurnakan dari waktu ke waktu seiring perkembangan kebutuhan. Misalnya, Pemerintah memperluas penerima jaring pengaman sosial, mulai dari subsidi listrik,bantuan sembako, kartu prakerja, hingga bansos melalui dana desa. Dari semula 6 bulan, program ini juga diperpanjang hingga Desember 2020.” tandasnya
Untuk UMKM, subsidi bunga, bantuan modal kerja, hingga jaminan kredit modal kerja akan diperluas dan ditingkatkan, dengan melihat dinamika dampak dari pandemi Covid-19 dan hal ini telah menjadi diskusi dengan DPR di dalam proses finalisasi RAPBN 2020.
Pada kesempatan ini Saya juga menyampaikan mengenai pentingnya Indonesia menjadi bagian dari Global Value Chains dan perlunya menciptakan kemudahan investasi dan keterbukaan ekonomi.” harapnya.
Ayo terus pelihara harapan dan jiwa optimisme!
(*)
Komentar