Berita sidikkasus.co.id
Luwuk Banggai – Dalam Rangka mengantisipasi keresahan publik terhadap Penyebaran wabah virus korona (Covid-19) yang saat ini telah terjadi di seluruh dunia bahkan di negri kita sendiri Indonesia, Khususnya yang telah terjadi di kabupaten banggai provinsi sulawesi tengah, mayoritas warganya, sebesar 86,8 % takut akan terkena covid-19 (Corona) Namun Hanya 2,7% warga yang tidak khawatir akan terkena virus, dan 7,7 % dinyatakan hanya biasa saja.
Hal itu menurut Ikram berdasarkan hasil survei terbaru KCI- LSI Network bertajuk pada Kecemasan Publik dan Rapor Hijau Penanganan Covid-19 (Corona) di Kabupaten Banggai, hal itu berdasarkan hasil Survei lansung di lapangan yang langsung betatapan mata degan responden pada 25 Juni hingga sampai pada 2 Juli 2020, yang menggunakan 440 responden yang dipusatkan pada beberapa daerah terbesar di seluruh kecamatan kabupaten banggai dengan marzin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 4.8 %. Selain survei, LSI Denny JA juga menggunakan riset kualitatif, untuk memperkuat temuan dan analisa walaupun kekhawatiran masyarakat Kabupaten Banggai, merasa tenang karena mereka menilai kinerja pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Banggai.
Dimana Kabupaten banggai mendapat 4 rapor hijau berdasarkan penilaian publik atas kinerja tersebut juga telah tergambar pada data survei pemerintah daerah dimana telah mendapatkany 4 rapor hijau atau penilaian positif Ungkap Ikram peneliti KCI – LSI Network dalam keterangannya pada saat komfrensi Pers Kamis (16/7) dimana dirinya juga menyampaikan tentang Kekhawatiran, pada masyarakat yang takut terkena virus corona ini, dikonfirmasi pada persepsi publik tentang informasi, bahwa sebesar 93% publik mengetahui informasi, Covid-19 penyakit berbahaya dan cepat penularannya dari satu orang ke orang lain, dan sebesar 88.4% mengetahui orang yang terkena covid-19 dipastikan bisa meninggal serta sebesar 84% publik terinformasi, bahwa gejala orang yang terkena Covid-19 memiliki gejala, diantaranya demam tinggi, batuk serta yang lainya. ungkap Ikram.
Kepada mendia ini Ikram mengungkapkan tetang hal kinerja pemerintah penanganan Covid-19 dalam temuan survei menggambarkan apresiasi positif, setidaknya ada 5 (lima) persepsi atas kinerja penanganan covid 19 di kabupaten banggai lanjutnya Pertama, pada Mayoritas publik yang pernah mendapatkan Bantuan Sosial dari Pemerintah Daerah. Sebesar 50,6% menyatakan perna mendapat bantuan, 43,4 % menyatakan belum pernah sama sekali bantuan dari pemerintah dan 6% tidak menjawab Artinya dalam proses berjalan bantuan sosial dianggap sudah mayoritas tersalurkan, Kedua atas penanganan covid-19 di Kabupaten Banggai, terpotret dari persepsi penerima bantuan, survei menanyakan seberapa puaskah publik dengan bantuan sosial, sebesar 92,7% yang mengatakan sangat puas, kemudian hanya 5,4% yang menyatakan tidak puas, Ketiga persepsi dari publik tentang seberapa keras usaha atau upaya pemerintahan daerah kabupaten banggai yang menangani virus corona, sebesar 88,4% percaya bahwa pemerintah yang sudah berusaha keras, dan menyatakan kurang percaya hanya pada tingkatan 3,4%.“Rapor Hijau Keempat adalah persepsi positif atas pemimpin daerah dalam hal ini bupati ucap Ikram.
Dimana Ikram juga berdasarkan survei masih banyak yang menanyakan seberapa keras bupati Banggai dalam menyelesaikan masalah penyebaran Virus Corona, 85,9 % faktanya bupati telah berupaya dan bekerja keras yang jelasnya. Kelima, persepsi positif atas kemampuan bupati sebagai pemimpin daerah, untuk menyelesaikan penyebaran wabah virus covid 19 (Corona) dimana survei juga telah menanyakan seberapa mampukah bupati Banggai dalam menyelesaikan masalah penyebaran Virus Corona, 87 % yang menyatakan bupati mampu menyelesaikan masalah LSI Netwok merumuskan lima, rekomendasi, pertama meski ekonomi masih berjalan,belum maksimal namun kehidupan publik mulai berjalan.
Namun Menurur Ikram pemerintah daerah harus tetap mengantisipasi gelombang kedua pandemi atau wabah virus gelombang ke dua dan kita harus belajar pada pengalaman yang pernah terjadi di suatu negara, Flu yang terjadi pada negara Spanyol 1918 untuk menjadi pengalaman, berharga bahwa gelombang kedua pandemik lebih kejam berbahaya dari gelombang pertama hinggah berakibat pada tingkat mematikan,maka Tetap waspada hidup di era New Normal. ungkap Ikram.
Agar hal tersebut Tak menyebabkan datangnya gelombang kedua pandemi di dunia khusunya di Indonesia Kedua, kita juga harus perlu menjaga keseimbangan, kesehatan tubuh, serta kesehatan, ekonomi, karena gejala dunia saat ini menunjukan efek corona menyebabkan pertumbuhan ekonomi merosot, hinggah pada titik minus, hal itu publik juga tetap dibebaskan untuk mencari nafkah asal tetap menjadi protokol kesehatan untuk saling menjaga jarak antara satu sama yang lainnya, Ketiga perlu adanya kerja kolaborasi, semua pihak serta terlibat dalam edukasi dan pengawasan protokol kesehatan, hinggah Pemerintah Daerah, pimpinan dunia usaha, pemimpin masyarakat, tokoh agama, semuanya bahu-membahu melakukan edukasi dan mengawasi agar protokol kesehatan yang berjalan sesuai aturan protokol yang sudah terbentuk didaerah masing-masing.
Sehingga kita dapat menghindari degan adanya tambahan jumlah kasus baru nantinya Keempat Pemerintah harus Melanjutkan bantuan sosial yang masif dan tepat pada sasaran, agar bantuan sosial yang sudah diprogramkan secepatnya disalurkan dan harus tepat sasaran kemudian yang paling utama pada mereka yang berasal dari kelas ekonomi menengah kebawah dan untuk memastikan tidak terjadi pada lumpuhnya ekonomi nantinya, Kelima konsekuensi dapat di selesaikan pada waktu yang singkat, Keenam para elit yang berhadapan secara politik difokuskan konsentrasi untuk membantu masyarakat. Ujar Ikram.**** La Omy (Tommy)
Komentar