Berita sidikkasus.co.id
Palembang – Harga kedelai makin tinggi dalam satu bulan belakangan, para pengusaha tahu tempe mulai melancarkan siasat untuk melakukan perubahan terhadap komposisi dan bentuk barang hasil produksi.
Perbedaan belum terlalu signifikan, akan tetapi siasat satu ini masih dipercaya efektif ketimbang harus melakukan lompatan harga.
Hari ini harga kedelai sudah mencapai Rp 8.000 per kilogram. Sebelumnya hanya kedelai masih Rp 6.500 per kilogram. Meski demikian, situasi ini belum terlalu berpengaruh pada pemasaran tahu tempe dipasar tradisional, perubahan terhadap berat bentuk dan isi dari komposisi barang hasil produksi ini sebagian besar masih dimaklumi oleh para konsumen.
Nini, (40), salah satu pengusaha tahu tempe di Sumatera Selatan (Sumsel) mengatkan, ia terpaksa memutar akal untuk bisnis yang telah ia bangun 15 tahun silam itu agar supaya tetap jalan. Ia terpaksa harus mengurangi ukuran tahu tempe hasil produksinya agar supaya masih tetap bisa dibeli oleh masyarakat banyak.
Menurut dia, jika dilakukan penaikkan harga, maka jelas konsumen akan beralih untuk membeli makanan lain. Ia sadar, bahwa tahu tempe bukanlah makanan pokok.
“Kalau harga dinaikkan, saya takut semua langanan saya akan lebih memilih untuk membeli makanan lain selain tahu tempe. Kami masih berharap kepada pemerintah agar bisa secepatnya mengambil kebijakan sebagai langkah strategi untuk melakukan penurunan harga kedelai,” kata Nani, Rabu (8/7).
Berdasarkan hasil pemantauan di pasar Shopping Kota Kayuagung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel), ditemukan belum ada kenaikan harga tahu tempe.
Win (34), salah satu pedagang sayuran di pasar Shopping Kayuagung mengaku belum ada kenaikan harga tahu tempe.
Tahu Tempe yang dia jual mengalami perubahan bentuk. Ia mengatakan kalau Tempe yang ia jual ukurannya sedikit lebih kecil dari biasanya. Hal ini karena harga kedelai mengalami perubahan.
“Pembeli masih tetap mau membeli tahu tempe meski ukuran sedikit lebih kecil dari biasanya, yang penting hargan tidak dinaikkan,” katanya.
Ia menjelaskan, harga satu potong tempe ukuran sedang tetap dijual Rp 2.000, sementara untuk ukuran lebih besar masih dalam kisaran Rp 3.000 untuk setiap satu potong.
Untuk makanan lain yang juga jenis olahan dari kedelai, harga tidak mengalami perubahan.
Keuntungan masih bisa didapat meski pengurangan dilakukan sekitar 5 persen dari komposisi ukuran dari biasanya. “Tidak terlalu jauh, asal jangan merugikan konsumen,” bebernya.
Yes (39), warga Kota Kayuagung, ia tidak mempersoalkan adanya perubahan ukuran tempe yang ia beli. Bagi dia, hal yang wajar jika harga kedelai naik. Ia berharap agar supaya harga tahu tempe dan bahan makanan dari bahan kacang kedelai lainnya agar jangan sampai mengalami perubahan. “Biarlah bentuk dan beratnya berubah yang penting harga tidak dinaikkan,” ujarnya.
Pantauan wartawan di lapangan menemukan penyebab tingginya harga kedelai dalam beberapa bulan terakhir karena hasil panen dari para petani mengalami penurunan secara signifikan. Salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor cuaca.
(Adeni Andriadi)
Komentar