Berita sidikkasus.co.id
BANYUASIN – Bila kemarau bulan depan benar-benar terjadi dan tanpa diselingi oleh curah hujan hingga dua tiga bulan, masyarakat di yang dilanda kesulitan air bersih pada kemarau 2019 diprediksi pada musim kemarau tahun ini kembali akan didera masalah yang sama.
Pasalnya, rumah-rumah penduduk yang terkena krisis air bersih pada 2019, hingga saat ini belum terfasilitasi oleh sumber air bersih baru untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di musim kemarau.
Prediksi tersebut dikemukakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia, Adenia. Ia menanggapi pertanyaan warga Kecamatan Rambutan Banyuasin 2 terkait masalah krisis air bersih karena setiap musim kemarau melanda sejumlah permukiman penduduk di Kecamatan Rambutan (Banyuasin 2) Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) selalu kesulitan air bersih.
“Kalau sampai sekarang rumah-rumah penduduk yang kemarau tahun 2019 kemarin dilanda oleh kesulitan air bersih belum memiliki fasilitas sumber air baru, besar kemungkinan pada musim kemarau tahun 2020 ini bakal kembali mengalami hal serupa.
Namun itu pun tergantung berapa lama kemaraunya,” ujar Adenia, Jumat, 26 Juni 2020.
Dia memperkirakan, kebutuhan air bersih warga di desa-desa langganan krisis air bersih hingga bulan Juli atau awal Agustus masih bisa terpenuhi dari sumber-sumber air bersih yang ada di sumur-sumur di desa setempat.
Adenia menyebutkan, jika pada musim kemarau tahun 2020 ini kembali terjadi kasus krisis air bersih melanda lingkungan-lingkungan permukiman penduduk di Kecamatan Rambutan Banyuasin 2, BPBD Kabupaten Banyuasin daan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan harus melakukan penanggulangan darurat.
Misalnya dengan melakukan pengiriman air bersih secara terjadwal bekerjasama dengan perusahaan daerah air minum serta memohon bantuan dari pihak swasta.
“Untuk itu, kami berharap BPBD Kabupaten Banyuasin bulan ini harus sudah melakukan koordinasi dengan PDAM yang ada di Kecamatan Rambutan Banyuasin 2. Selain itu, belakangan ini kami pun sudah mulai melakukan monitoring (Memonitor) ke desa-desa yang dinilai berpotensi akan kembali mengalami krisis air bersih di musim kemarau tahun ini, termasuk juga memantau kawasan-kawasan hutan yang rawan terbakar di musim kemarau,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan catatan Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia, pada musim kemarau tahun 2019 di Kecamatan Rambutan (Banyuasin 2) terdapat sedikitnya 16 dusun dilanda kesulitan air bersih dan setiap tahun selalu tidak mendapat bantuan kiriman air bersih baik dari Pemerintah Provinsi maupun dari Pemerintah Kabupaten.
Belasan dusun dilanda masalah tersebut tersebar di belasan desa, di wilayah Kecamatan Rambutan Banyuasin 2. Terdiri atas, Desa Rambutan, Desa Pangkalan, serta lima dusun di Desa Tanjung Merbo.
(Tim)
Komentar