Berita sidikasus.co.id
SIDOARJO – Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Ketapang dan Desa Ganggangpanjang Kecamatan Tanggulangin menyatakan diri sebagai Kampung Tangguh melawan pandemi Covid-19. Keempat desa kampung tangguh tersebut dilaunching Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin di balai Desa Gempolsari, kemarin malam, Selasa, (23/6). Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Sumardji hadir dalam kegiatan tersebut.
Wabup H. Nur Ahmad Syaifuddin selaku ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sidoarjo mengatakan penyebaran virus korona sangat luar biasa. Oleh karenanya dirinya berharap masyarakat tidak menyepelekan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Wabup melihat kasus Covid-19 di Kecamatan Tanggulangin tidak begitu banyak. Tidak seperti di Kecamatan Waru maupun Taman yang berbatasan dengan Kota Surabaya. Namun demikian masyarakat Kecamatan Tanggulangin diminta tidak menganggap enteng. Pasalnya penyebarannya sangat cepat.
Dihadapan puluhan kepala desa serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas se Kecamatan Tanggulangin, Wabup mengatakan dampak yang timbul akibat pandemi Covid-19 juga sungguh sangat luar biasa. Perekonomian suatu negara akan kacau bila virus tersebut menyerang. Dikatakannya tren kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo masih cukup tinggi. Dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tahap pertama ke PSBB tahap kedua kenaikannya luar biasa. Bahkan pernah tercatat dalam sehari ada 85 kasus positif korona. Namun pada PSBB tahap dua ke tahap tiga sudah mengalami penurunan. Akan tetapi angka penurunan kasus Covid-19 tidaklah drastis. Tren penurunannya sedikit demi sedikit. Secara teori menurut Wabup, dengan kondisi seperti itu sebenarnya masih tidak diperbolehkan meninggalkan PSBB. Pasalnya rate of transmission atau tingkat penularan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo masih diatas 1 yakni 1,2.
“Sebetulnya kita ini masih cukup tinggi (kasus Covid-19) tapi masyarakatnya masih sulit kalau diajak ngomong masalah PSBB,”ujarnya.
Oleh karena itu lanjut Wabup dengan pertimbangan psikologis masyarakat yang sudah apatis terhadap PSBB maka pemberhentian PSBB di Kabupaten Sidoarjo di lakukan. Masyarakat banyak mengeluh karena perekonomiannya kacau saat pemberlakuan PSBB. Padahal Wabup yang akrab di panggil Cak Nur tersebut mengatakan virus korona lah yang menyebabkan perekonomian jatuh. Bukan PSBB nya.
“Jadi perekonomian jatuh itu bukan karena PSBB nya tetapi Covidnya,”ucapnya.
Cak Nur melanjutkan usai pengusulan pemberhentian PSBB kepada gubernur Jawa Timur dilakukan, Pemkab Sidoarjo mengambil kebijakan masa transisi new normal. Dikatakannya new normal adalah normal baru. Normal baru yang tidak sama dengan kegiatan normal sebelum adanya Covid-19. Seperti adanya pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan memakai sabun maupun menjaga jarak satu dengan yang lainnya sewaktu beraktifitas dan selalu memakai masker. Oleh karena itu dirinya berharap di masa transisi new normal saat ini masyarakat tidak menganggap bebas melakukan kegiatan seenaknya. Namun harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 saat beraktifitas. Apalagi ucap Cak Nur vaksin Covid-19 belum ditemukan. Oleh karenanya yang bisa dilakukan saat ini hanyalah mengantisipasi penyebarannya.
“Untuk mengantisipasi penyebarannya maka kita harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19,”ucapnya.
Dalam kampung tangguh Desa Gempolsari terdapat Posko-posko. Seperti Posko pencegahan dan pengendalian, Posko Kesehatan serta lumbung pangan dan ruang karantina. Seperti biasanya Pemkab Sidoarjo memberikan bantuan 50 paket Sembako dan 500 lembar masker yang diserahkan Wabup Sidoarjo. (Ron).
Komentar