Kurikulum Akademik Versus Kurikulum Tuhan

Oleh : IMAM MAS’UD, S.PdI. Mahasiswa Pascasarjana/S2 MADIN IAIN JEMBER
Pengasuh Ponpes Rodliman Baburridlo/Mustasyar MWC NU Rogojampi

 

Banyuwangi – Pada bulan Maret tahun 2020 Masehi masyarakat Indonesia dihebohkan dan digelisahkan dengan adanya phenomena musibah wabah yang telah mendunia yaitu virus corona atau COVID-19. Sehingga wabah tersebut ditetapkan oleh WHO menjadi Pandemi Global .

Di Indonesia, pandemi ini hampir melumpuhkan semua aspek kehidupan dan kegiatan masyarakat baik kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, kegiatan pendidikan bahkan kegiatan keagamaan seperti beribadah di rumah-rumah ibadah.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat melakukan berbagai usaha antisipatif dan preventif seperti PSBB atau pembatasan kegiatan sosial (isolasi, karantina atau lockdown), meliburkan seluruh bentuk kegiatan ibadah jama’i (yang bersifat mengumpulkan massa) di rumah ibadah, tak ketinggalan juga meliburkan anak-anak bersekolah dari tingakat paling bawah hingga mahasiswa, menjaga
jarak aman (physical distancing dan social distancing) agar wabah ini tidak menyebar dan terputus rantai penularannya.

Oleh karenanya, kita harus menyadari bahwa Covid-19 adalah musibah yang menjadi ketentuan dari Allah SWT yang
harus dihadapi dengan kesabaran, ketabahan dan kepasrahan kepada-Nya. Setelah melakukan usaha
(ikhtiar) semaksimal mungkin sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 155-157 _yang artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.

Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al
Baqarah: 155-157_ . Demikian ini terkadang kita lupa bahwa situasi pandemi covid 19 merupakan desain maha kurikulum Tuhan yang bisa melebur semua kurikulum yang telah direncanakan kita para pelaku akademik. Semua gelisah dan gundah serta harap-harap cemas dengan situasi pandemi hingga kini yang tak kunjung ada kejelasan kapan hentinya.

Kegiatan sekolah tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya dan tidak sesuai rencana. Akan tetapi jika kita memahami apa yang terjadi ini merupakan kehendak dan rencana besar serta kurikulum Tuhan dalam mendesain program kehidupan manusia untuk menjadi insan-insan terbaik maka tidak akan ada kegelisahan akan tetapi kurikulum yang telah didesain dengan baik dijalankan seiring dengan desain kurikulum Tuhan yang maha kreatif dan super inovatif.

Sehingga kurikulum akademik tetap berjalan seiring dengan kurikulum Tuhan bukan sebaliknya memaksakan diri untuk melaksanakannya tanpa mengindahkan situasi dan kondisi yang ada. Rasulullah Saw bersabda : yang artinya ” Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dan bisa memanage dirinya, dan berbuat untuk masa depan setelah kematian.” Memanange dan mengendalikan diri adalah mengembangkan kurikulum untuk kehidupannya di masa mendatang, bagaimana seharusnya ia punya rencana besar untuk memperbaiki kehidupannya secara kontinuitas.

Meski terdampak covid 19 orang yang cerdas akana bisa membaca peluang dalam setiap peristiwa bukan hanya bisa mengeluh dengan keadaan akan tetapi bagaimana seharusnya ia berbuat dan bersialkap dalam hal ini. Dalam situasi menghadapi wabah penyakit yang mendunia yakni pandemi Covid-19 yang menyebar di berbagai belahan dunia, tak ketinggalan negeri kita tercinta ini orang-orang cerdas akan berbuat dan berinovasi serta mampu beradaptasi pada keadaan yang dihadapi. Memang begitu berat ujian manusia di masa pandemi covid 19 tidak hanya aspek ekonomi saja, tapi semua aspek kehidupan bahkan agama.

Dalam beribadah pun kita dibatasi tidak diperkenankan berkerumun dalam rangka memutus tali penularan covid 19. Dan tidak terelakkan pula kegiatan pembelajaran dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi terdampak sehingga tidak bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana dan rancangan kurikulum awal. Maka dari itu setiap satuan lembaga pendidikan dapat mengaplikasikan model kurikulum Grassroot yang berdasarkan inisiatif dan gagasan dari seorang pendidik, beberapa pendidik, atau semua pendidik yang ada di lembaga tersebut.

Namun demikian haruslah tetap mengacu pada standart kurikulum nasional yang sudah ditetapkan. Tentunya pelaksanaannya harus menuntut keikutsertaan dan kekompakan semua peserta didik dan keaktifan pendidik serta orang tua. Karena pendidikan tidak akan berhasil bila tiga pilar pendidikan ini tidak kompak, yaitu Peserta, Pendidik dan orang tua. Mereka harus merencanakan dan menetapkan kegiatan pembelajaran agar tetap berjalan meskipun peserta didik harus stay at home dikarenakan mengikuti himbaun pemerintah. Dengan adanya social distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu adanya larangan berkumpul dan berkerumun lebih dari sepuluh orang maka tentu para pembelajar harus tetap learning from home (LFH).

Demikian ini merupakan tantangan bagi para pendidik untuk membuat sebuah inovasi dalam pembelajaran. Di antara inovasi pembelajaran yang dianjurkan oleh pemerintah adalah dengan pemanfaatan ITE, sepeerti melaksanakan pembelajarana dalam jaringan (DARING atau pembelajaran online.

Pembelajaran daring ini bisa menggunakan atau memanfaatkan metode E-Learning yaitu pembelajaran dengan menggunakan ITE. Pembelajaran dilaksanakan melalui media PC atau Komputer, Laptop, Smartphone, Tablet, dan Tab asalakn semuanya itu terkoneksi dengan jaringan internet (Internet acses). Banyak aplikasi dan pitur pembelajaran yang bias dalam dunia maya, di antaranya Whatsapp (WA) dengan membuat group atau kelas belajar, bias juga sejenis WA yaitu Telegram, hanya saja Telegram mampu memuat hingga 20.000 anggota dan mampu menyimpan file besar.

Beda dengan wa yang hanya mampu memuat 260 an anggota. Adapula aplikasi Zoom Meeting, FB, google Classroom dan Sosmed l lainnya yang bias berfungsi sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat dipastikan siswa tetap bias belajar diwaktu bersamaan walaupun berada di tempat yang berbeda-beda.

Tugas yang diberikan kepada siswa atau peserta didik haruslah terukur dan memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didik semisal tugas yang diberikan seperti membuat video terkait covid 19 haruslah ada panduan dan tidak berduarsi panjang ayng sekira banyak memakan biaya dan waktu. Dan yang terpenting bahwa pembelajaran peserta didik tetap bisa terlaksana setiap harinya pada hari-hari efektif yang sudah direncanakan dalam kurikulum pendidikan.

Dalam Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI), kegiatan pembelajarannya bisa dilakukan degan cara online dengan cara menggunakan Zoom Meeting atau lainnya yang sekira antara pendidik dan peserta didik bisa interaksi langsung. Materi ajar bisa dijelaskan kepada peserta didik, yang mana hal ini bisa dipadukan dengan strategi contextual teaching and learning (CTL).

CTL merupakan konsep belajar yang menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan keadaan kehidupan realita dunia anak didik atau siswa dan memotivasi anak didik atau siswa membuat korelasi atau hubungan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan praktik lapangan dalam kehidupan nyata yang dihadapinya seperti pada saat ini. Bagaimana sikap peserta didik dalam menghadapi situai pandemicc covid 19 dan apa yang sekiranya bisa ia lakukan untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya memutus rantai penularan covid 19 baik ia sebagai anggota keluarga, bagian dari masyarakat dan warga negara yang cinta tanah air.

Dalam penerapannya, pendidik dapat memberikan materi PAI bab Thoharoh melalui aplikasi media social, serta peserta didik membuat postre atau pamphlet atau video terkait kebersihan menurut Islam, membuat narasi dala pamphlet bahwa hendaknya cuci tangan setiap dua jam seklaigus himbauan berwudlu dan terapkan PHBS (Pola hidup bersih dan sehat).

Juga Pendidik memberikan tugas untuk mempelajari suatu bab pelajaran, misal materi pelajaran PAI kelas XI Bab 2 tentang keimanan kepada Qodho’ dan qodar dibagikan melalui group Whatsapp (WA) kelas dan siswa untuk membuat artikel bagaimana sikap siswa sebagai seorang muslim yang mengimana qodlo’ dan qodar daam menghadapi situasi pandemi covid 19.

Kemudian hasil tugas yang dilaksanakan oleh siswa dikirmkan melalui WA atau email. Kesimpulannya meski dalam situasi pademi covid 19 kegiatan pembelajaran harus tetap aktif tidak ada alasan untuk libur belajar meski hanya bisa dilakukan dalam jaringan yang meskipun tetap ada biaya. Akan tetapi perlu diingat pemerintah memberikan keringan dengan menggratiskan pembelaran melalui aplikasi ruang Guru dan memberikan gratis 30 GB untuk Ilmupedia.

Begitu besar upaya pemerintah kita dalam mencerdaskan anak bangsa meski dalam situasi darurat covid 19. Dan yang perlu jadi catatan dan pedoman bahwa semua ini merupakan desain kurikulum besar Sang Tuhan untuk kemaslahatan manusia seutuhnya. Semoga artikel ini membawa berkah dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca, serta pihak yang membantu publish artikel ini. Aammiiin ya Rabbal ‘aalamiiin!

Publisher : Teddy

Komentar