SUMSEL – Kantor Berita Sidikkasus.co.id (Sumatera Selatan) merilis hasil survei mengenai kinerja pemerintah Desa di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin dalam penanganan wabah virus Covid-19.
Dalam survei yang bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia tersebut diketahui 53,8% warga tidak puas dengan cara pemerintahan Desa di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin dalam menangani wabah Covid-19.
Sementara itu yang menyatakan puas mencapai 46%. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia Adenia mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa mayoritas warga tidak puas dengan cara pemerintah setempat dalam menangani wabah Covid-19.
Pertama, masyarakat menilai adanya cara kerja yang tidak konsisten.
Alasan kedua, pemerintah desa di desa-desa di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin dianggap tidak becus dalam mendistribusikan bantuan sosial.
Ketiga, data penerima bantuan juga tidak akurat. Kemudian alasan keempat masyarakat menilai pengunaan dana desa secara umum tidak transparan.
Beberapa alasan lain mengapa masyarakat tidak puas terhadap kinerja pemerintah desa setempat yaitu kebijakan pemerintah desa dan pembantunya sering berbeda. Kemudian, banyak pekerjaan yang dilakukan dengan cara melanggar aturan.
Ada pula yang menilai penyaluran bantuan sosial yang tidak serius. Adenia juga menjelaskan alasan masyarakat yang puas terhadap penanganan wabah virus korona oleh pemerintahan desa di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin.
Berdasarkan survei, sebanyak 31,1% warga puas karena merasa penyaluran bantuan sosial sudah baik.
Alasan kedua, mereka menilai penyaluran bantuan wabah corona oleh sudah tepat.
“Kemudian, alasan lain mereka melihat mulai banyak pembangunan. Ada pula yang menilai kinerja pemerintah desa setempat sudah tepat dan terlihat kerja nyata,” jelas Adenia.
Kantor Berita Sidikkasus.co.id Sumatera Selatan juga memberikan beberapa catatan penting.
Berkaca dari survei soal opini masyarakat tersebut, harusnya pemerintah desa mengubah kinerja dalam penyaluran bantuan Covid-19 karena mayoritas tidak puas.
“Khususnya bila terkait masalah pengangguran dan kemiskinan. Dua masalah pokok terlihat benang merahnya dari jawaban responden yang tidak puas, yakni soal bantuan sosial dan kebijakan pemerintah desa setempat yang tidak konsisten. Ini harus diperbaiki,” kata Adeni Andriadi.
Survei ini digelar di puluhan desa di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.
Survei digelar pada 12 – 26 Mei 2020. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah quota & purposive sampling dengan 500 responden yang tersebar secara proporsional.
Margin of error sebesar ± 2.90%, pada tingkat kepercayaan 96%. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara via telepon seluler menggunakan kuesioner.
Nomor telepon diambil secara acak dari responden survei saat pileg 2019, pilkada dan quick count.
Tim Sidik Kasus Sumsel
Komentar