Berita,Sidikkasus.co.id
Menjelang Hari Raya idul fitri 1441 Hijriyah, sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang disesaki oleh pengunjung yang tinggi mematuhi protokol kesehatan.
Pengunjung pasar tradisional di Eropa Palembang mengabaikan protokol kesehatan. Terpantau, mulai dari Pasar Plaju, Kecamatan Plaju Darat, Pasar 16 Ilir, Pasar Sekip, Pasar Lemabang, Pasar Jakabaring, Pasar Kertapati dan Pasar Kuto.
Selain sesak, area jalan pasar tradisional juga dipenuhi oleh motor-motor dan mobil pengunjung yang diparkir dibadan jalan dan membuat kondisi lalu lintas kian macet parah.
Berjubelnya pengunjung diseluruh pasar tradisional di Kota Palembang ini membuat sulit bagi siapa saja untuk bisa melangkahkan kaki dengan bebas.
“Seluruh pasar tradisional di Kota Palembang macet parah. Padahal, Kota Palembang ini merupakan daerah zona merah covid-19.
Pengunjung seharusnya bisa mentaati himbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah,” ungkap Ansori AK, Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia, Sabtu (23/5).
Ando AK mengungkapkan, “Pasar Kuto yang bersebelahan dengan pasar Lemabang dan Pasar Kentut, sangat ramai oleh pengunjung hari ini.
Arus lalu lintas terlihat sangat padat. Bahkan, gerobak-gerobak pedagang kaki lima (PKL) yang berjajar di pinggir jalan kian memperparah kemacetan.
Pedagang dan pembeli banyak yang tidak mengenakan masker serta tidak menjaga jarak.
Ironisnya, sambung Ansori AK, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palembang tak tampak batang hidung dilapangan untuk menertibkan lapak-lapak PKL yang berjualan di bahu jalan tersebut.
Pantauan Sidikkasus.co.id, kerumuman pengunjung tidak mematuhi Surat Edaran (SE) Walikota Palembang yang mewajibkan warga mengenakan masker pelindung diri ketika beraktivitas di luar rumah.( Adeni Andriadi)
Komentar