Berita sidikkasus.co.id
Amerika Selatan menjadi salah satu kawasan yang cukup parah terdampak pandemi covid-19.
Hal itu membuat sejumlah negara di kawasan Amerika Latin itu memberlakukan penguncian wilayah (lockkdown). Salah satunya ialah Argentina.
Salah satu wartawan senior Indonesia ketika menapakkan kaki di Argentina, Uruguay, dan Paraguay, Anto Narasoma, mengatakan lockdown membuat denyut nadi ibu kota Argentina Buenos Aires Parisnya Amerika Latin sangat melemah.
“Sebelum dicemari oleh wabah covid-19, Buenos Aires adalah kota yang sangat ekspresif. 70% warganya punya kegiatan di luar, restoran dan cafe selalu penuh dengan hiburan oleh para penari tango dan tradisi mirenda atau minum kopi sambil makan kue, ada pula kebiasaan barbeque dan saat akhir pekan taman-taman dipenuh oleh orang-orang berolahraga,” kata Anto Narasoma dalam acara buka puasa bareng (Bukber) yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Sidikkasus.co.id Sumatera Selatan (Sumsel) di Palembang.
Fase lockdown di Buenos Aires dimulai pada 20 Maret dan kini sudah diperpanjang hingga 4 kali sebagai bagian dari upaya Negeri Tango untuk memutus mata rantai penularan covid-19.
“Ya, kendati ada law enforcement yang kuat, pelanggaran tetap terjadi juga. Ada sekitar 5 juta orang lebih yang diberi surat peringatan dan sebanyak 700 orang lebih dibui selama 6 bulan hingga 2 tahun.
Jadi bukan sesuatu yang bisa langsung diterima dengan senang hati,” ungkap Sastrawan Indonesia itu.
Dampak dari Lockdown semi sektor ekonomi menjadi terpukul hingga harus mengalami krisis ekonomi sangat berat, memiliki hutang yang cukup besar di Dana Moneter Internasional hingga 56 miliiar dollar AS.
Meski demikian, kebijakan lockdown sukses menurunkan jumlah kasus positif covid-19 di Argentina. Data terakhir tercatat hingga Mei 2020 mencapai sekitar 6.000 kasus. Kasus baru positif covid-19 pun perlahan mulai melambat.
Interaksi sosial selama lockdown juga ikut berubah, teknologi menjadi jembatan untuk saling berkomunikasi dari dalam rumah.
Masyarakat diwajibkan menggunakan aplikasi layanan pesan makanan secara online. Metode belajar pun beralih menggunakan online.
Kesuksesan Argentina dalam menghadapi pandemi covid-19 tak serta merta karena ada sanksi pidana terhadap pelanggar kebijakan lockdown, namun kuncinya terletak pada kepedulian masyarakatnya.
“Yang patut dicontoh disini kendati ada ancaman pidana tetapi kesadaran mereka terhadap kewajibannya untuk melindungi orang lain itu sangat tinggi. Perlu kita acungi jempol.
Diantaranya, setiap jam 9 malam selalu ada acara pukul-pukul panci sebagai apresiasi mereka terhadap tenaga medis di seluruh apartemen,” kata Anto Narasoma.
“Denyut nadi negeri tango memang terkontraksi tetapi yakinlah bahwa pasti bisa kembali lagi ke situasi yang baru meskipun memerlukan perubahan dari kita,” pungkasnya.
Oleh : Marisa Oca
Komentar