Gubernur Pantau Perkembangan PSBB Tahap Dua di Kabupaten Sidoarjo

Berita sidikkasus.co.id

SIDOARJO – Usai memastikan persiapan Malang Raya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) malam kemarin, Sabtu (16/5), Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifa Indar Parawangsa menyempatkan diri ke Kabupaten Sidoarjo. Dirinya ingin melihat sejauh mana perkembangan PSBB tahap kedua di Kabupaten Sidoarjo. Kedatangannya bersama Koordinator PSBB Jawa Timur Heru Tjahjono, Koordinator Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr. Kohar Hari Santoso serta Koordinator Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr. Joni Wahyuhadi. Rombongan disambut Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin SH serta Kapolresta Sidoarjo Kombespol. Sumardji dan Dandim 0816 Sidoarjo Letkol. Inf. Muhammad Iswan Nusi di pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.

Wabup menyampaikan perkembangan penurunan kasus Covid-19 pada PSBB tahap kedua di wilayahnya masih belum signifikan. Bahkan menurutnya masih cukup tinggi. Data terakhir kasus positif korona di Kabupaten Sidoarjo berjumlah 281 orang. Kenaikan yang cukup tinggi terjadi hari ini, Sabtu (16/5) dengan tambahan 45 orang confirm/positif Covid-19. Kenaikan terbanyak berada di Desa Waru yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya.

Wabup mengatakan Pemkab Sidoarjo terus berupaya menghentikan penyebaran Covid-19. Langkah yang saat ini dilakukan dengan melibatkan desa/kelurahan. Pemkab Sidoarjo meminta desa/kelurahan untuk memfilter aktifitas warganya melalui RT/RW. Pemkab Sidoarjo memberi kewenangan kepada RT/RW untuk mengeluarkan surat keterangan jalan. Tanpa surat surat keterangan jalan RT/RW tersebut masyarakat tidak dapat seenaknya bepergian.

“Harapan kami itu (surat keterangan jalan RT/RW) bisa memfilter masyarakat yang keperluannya tidak penting tidak keluar rumah,”ucapnya.

Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifa Indar Parawangsa mengatakan Pemprov Jatim terus melakukan pemetaan serta intervensi lebih detail agar penurunan kasus Covid-19 dapat signifikan. Langkah tersebut dilakukan agar penerapan PSBB dapat lebih maksimal pelaksanaanya. Dirinya melihat format kampung tangguh yang dilakukan Malang Raya menghadapi Covid-19 sangat bagus. Seperti pemasangan CCTV dimasing-masing RT serta sosialisasi dan edukasi PSBB secara live via aplikasi zoom. Ada lagi pojok curhat yang dilakukan secara virtual.

Yang lebih menarik lagi dari inovasi kampung tangguh adalah lumbung pangan. Lumbung pangan tersebut berbasis RW. Masyarakat yang ingin membantu kebutuhan pangan dapat menyalurkan di lumbung pangan. Pendistribusiannya nantinya akan dilakukan relawan lumbung pangan dengan mendatangi langsung warga yang membutuhkan. Gubernur berharap format yang ada di kampung tangguh dapat diterapkan juga di Kabupaten Sidoarjo. Bahkan akan lebih baik bila dipadukan dengan format posko Covid-19 Desa/Kelurahan yang dilakukan Pemkab Sidoarjo.

“Format yang mungkin akan kita “kawinkan” dengan posko Covid-19 yang ada di desa di Sidoarjo ini dengan kampung tangguh yang ada di Kabupaten dan Kota Malang,”ucapnya. (Ron).

Komentar