Pendagang Takjil di Masa Corona : Kami Cari Duit Cuma dari Sini

Berita sidikkasus.co.id

Seni tengah membereskan dagangan menjelang buka puasa hari ke-21, Kamis (14/5) sore.

Dia tetap berdagang takjil atau makanan pembuka puasa meski di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pencegahan penyebaran virus corona.

Seni hanya satu dari sedikit pedagang yang berjualan di sekitar jalan Ratusianum Kelurahan 1 Ilir Kota Palembang, sore ini.

Biasanya, di Jalan Ratusianum ini sangat ramai penjual takjil dan dijejali pembeli di sore hari jelang buka puasa.

Mulai dari pedagang gorengan, cendol, es buah, hingga lauk pauk membentang meja mereka ditepi jalan. Bahkan banyak pedagang kaki lima yang menggelar lapak di pinggir jalan hingga ke kawasan tiga Ilir.

“Biasanya ramai, sampai tiga Ilir. Masih pada nunggu keputusan boleh apa enggak, katanya mau PSBB,” kata Seni yang berjualan gorengan kepada wartawan.

Seni sebenarnya ragu untuk berjualan hari ini. Dia tak yakin aparat memperbolehkan siapapun berdagang saat PSBB.

Namun ia tak pikir panjang. Dia membuka jualan didepan rumahnya di kawasan jalan Ratusianum Kelurahan 1 Ilir, Palembang, didepan lorong nangka.

Sejak jam empat sore, ia sudah mulai membuka jualan gorengan untuk berbuka puasa.

“Tadi juga bismillah aja lah dagang hari ini, mau diangkut ya silakan. Habisnya cari duitnya cuma dari sini,” ucap Seni sambil tersenyum.

Ibu tiga orang anak itu menyebut mobil patroli polisi sempat melintas. Namun tak ada pedagang yang ditakuti. Jualan Seni juga laris, hampir habis jelang berbuka.

Pedagang lainnnya, Ojik, terlihat masih sibuk menjajakan es dawet di sepanjang jalan Ratusianum. Biasanya jalanan ini penuh sesak oleh pedagang dan kerumunan pembeli.

Namun sore ini lengang. Sepanjang jalan, hanya ada beberapa pedagang saja. Ojik mengaku tak punya pilihan lagi selain berdagang. Pilihannya tak salah. Dagangannya laris dibeli oleh pembeli.

“Biasanya sepi. Ini puasa cuma buka dua jam, alhamdulillah ramai,” ucapnya kepada wartawan.

Seperti diketahui, Kota Palembang mulai menerapkan PSBB pencegahan virus corona (Covid-19) Kamis (14/5).
Kebijakan itu diterapkan beberapa hari kedepan.

Terpaksa Beli Takjil

Sementara itu kondisi berbeda terjadi di pasar Plaju, Kecamatan Plaju Ilir Palembang. Di sekitar sini masih ramai pedagang yang berjualan takjil menjelang buka puasa.

Pembeli pun ramai berkerumun membeli makanan pembuka puasa.

Pantauan wartawan keramaian mulai terjadi sekira pukul 16.30 WIB. Puluhan orang terpantau memadati kawasan itu.

Ari (18), salah satu pedagang menyebut tak heran dengan keramaian meski di tengah masa Pandemi di Palembang.

“Masih ramai di sini kayak biasa, kayak nggak takut corona,” ujarnya.

Sedangkan dua orang pembeli, Susi (52) dan Novi (40) menyebut terpaksa membeli makanan pembuka puasa, karena tak sempat memasak.

Dia membeli laksan dan gorengan untuk membatalkan puasa saat azan Maghrib berkumandang.

“Terpaksa sebenarnya. Tapi nggak sempat masak, jadi beli aja diluar,” ungkap Novi.

Kurangi Stok Dagangan

Hal sama juga terjadi di Kawasan 10 Ulu, Palembang, khususnya di sekitar Pusat Jajanan Serba Ada di kawasan Vihara Klenteng Chandra Nadi.

Masih banyak pedagang yang tetap nekat berjualan takjil menjelang buka puasa, meski tak seramai sebelum-sebelumnya.

Meski berjualan, mereka tak menyiapkan banyak stok dagangan. Mereka khawatir tak laku karena banyak orang yang takut dengan penularan virus corona.

“Karena ada corona mungkin ya, takut jadi lebih sepi dari tahun-tahun kemarin sih,” kata seorang Ibu yang enggan menyebutkan namanya itu saat berbincang dengan wartawan, Kamis, (14/5).

“Tapi kalau dari dagangan saya memang lebih sepi dari sebelumnya,” tambah dia.

Ia pun menggambarkan situasi yang biasa ramai oleh para pedagang, kini tak berbanding terbalik.

Para pedagang pun hanya menjual takjil yang lebih mudah laku seperti kolak, gorengan, pecel sayur, dan es campur. Namun mereka mengurangi stok dagangan.

“Lihat situasi hari ini sih sepertinya besok juga sama (tidak menambah stok jualan),” lanjut dia bercerita.

Penjual takjil lain, Wancik mengamini hal tersebut. Untuk hari ke-21 bulan puasa di tengah pandemi corona, ia memilih untuk mengurangi stok jualan. Ia sudah menghitung stok yang dia jual dengan waktu berdagang yang singkat.

Untuk itu dia menyiasati dengan cara lain. Misalnya dengan pembeli-pembeli yang sudah jadi langganannya lebih dulu memesan lewat chat WhatsApp, sehingga dia bisa mengira-ngira berapa stok yang bakal dia jual.

“Pesan lewat WA dulu mungkin selama musim corona ya,” kata dia.

Selain itu, dia juga tidak mau ambil risiko lapak yang dibukanya itu harus ditutup petugas karena dianggap melanggar protokol kesehatan.

Sebab itu, order via pesan WA menjadi salah satu cara dia tetap mencari uang dengan aman dan aman selama pandemi covid-19.

Laporan : Adeni Andriadi

Komentar