Bidasan Bahasa Antitesis Melawan Covid-19

Berita sidikkasus.co.id

DI berbagai belahan dunia, termasuk negara Indonesia, tengah dihebohkandengan coronavirus disease atau covid-19. Penyebaran virus ini terbilang masif dan cepat.

Hingga hari ini, jumlah korban yang terpapar wabah virus korona baru (covid-19) terus meningkat. Sejak kemunculan pandemi virus koronaini, berbagai macam imbauan ramai digaungkan, seperti untuk di rumah saja (stay at home), rajin mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan selalu menggunakan masker setiap keluar rumah.

Pun dengan pemerintah Indonesia sudah menganjurkan dan menerapkan warga untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah sejak sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan.

Terkait dengan slogan atau imbauan di atas, jika diselisik dan dicermati, terdapat unsur kebahasaan yang berantitesis, yakni pernyataan lain yang menyanggah pernyataan atau pendapat tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antitesis mengandung arti pertentangan yang benar benar, pengungkapan gagasan yang bertentangan dalam susunan kata yang sejajar, seperti dalam semboyan ‘merdeka atau mati’.

Antitesis ini termasuk dalam majas yang membandingkan dua hal yang berlawanan.

Dari sekian banyak kalimat imbauan melawan korona itu, seolah justru kita takut, tidak sama sekali melawan, yakni jangan keluar rumah, jaga jarak, atau selalu menjaga kebersihan ruangan, rumah, juga barang-barang yang sering disentuh dan digunakan, seperti handphone, dompet, tas, dan gagang pintu, hendaknya rutin dibersihkan.

Bersihkanlah dengan menggunakan alkohol kandungan 70%. Selain itu, hidup sehat dengan rajin berolahraga. Saat ini kita bisa melakukan aktivitas olahraga ringan di rumah.

Beberapa jenis olahraga yang bisa kita lakukan di rumah, di antaranya push up, sit up, lompat tali, senam lantai, atau bersepeda dengan sepeda statis.

Lakukan secara cukup, jangan berlebihan. Apabila dilakukan dengan benar dan tepat, olahraga dapat meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh.

Ada pula imbauan rajin-rajinlah berjemur. Berjemur tidak perlu dilakukan setiap hari, tetapi cukup tiga kali dalam seminggu.

Berjemur dapat dilakukan antara pukul 10.00-11.00. Cukup lakukan selama 15-20 menit. Jangan lupa konsumsi makanan bergizi.

Daya tahan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi buah dan sayur. Sebaiknya konsumsi pula suplemen atau vitamin sebagai penunjang daya tahan tubuh.

Suplemem atau vitamin C mampu mengaktifkan respons imunitas.Yang terakhir istirahat yang cukup.

Tidur yang cukup mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tingkat energi, juga ketahanan emosional. Jangan begadang di saat-saat seperti ini.

Semua contoh di atas seakan berkebalikan dengan makna kata melawan virus korona. Yang artinya menghadapi, menentang, atau berperang melawan pandemi ini.

Kita bisa melawannya dengan melakukan hal-hal yang tadi penulis sampaikan.

Kita harus selalu waspada terhadap virus korona, tetapi bukan berarti kita tidak bisa melawannya.

Virus korona menyangkut keselamatan seluruh warga negara karena virus bisa menjangkit siapa pun. Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri.

Kaum milenial sebagai representasi masyarakat saat ini sudah banyak yang bergerak membantu pemerintah melalui gerakan sosialisasi dan edukasi, kegiatan kerelawanan, hingga kegiatan penggalangan donasi.

Mari dukung semua program pemerintah dalam mengantisipasi virus korona. Mari juga dukung seluruh program kepala daerah lainnya untuk menanggulangi wabah korona.

Korona hanya mungkin dikalahkan jika seluruh eksponen bangsa saling mendukung dan saling menguatkan.

Artikel ini ditulis oleh Susiani SPd guru SD Negeri 1 Lubuk Ketepeng Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan (Sumsel).

Editor : Adeni Andriadi

Komentar