Berita sidikkasus.co.id
PALEMBANG – Catatan hasil analisis satu pekan terakhir selama April 2020 menunjukkan kondisi kadar polutan kembali lebih mendominasi kondisi udara dengan kategori sedang seiring dengan kondisi curah hujan mulai berkurang.
“Kecuali sumber polusinya berkurang maka ketiadaan hujan tidak akan begitu berpengaruh,” kata Pengamat Lingkungan Kota Palembang, Ananda, di Palembang, Rabu (29/4).
Ia menjelaskan, air hujan secara alamiah dapat “mencuci” atau menghilangkan partikel pencemar di udara kini berkurang jumlahnya. Bahkan sejak 16 sampai dengan 26 April 2020 tidak tercatat adanya hujan tercurah secara merata di Kota Palembang.
Ananda merujuk studi estimasi Prof Puji Lestari dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan 47 persen sumber polusi berupa partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2.5) berasal dari sektor transportasi.
Sedangkan polusi berupa partikel berukuran lebih kecil dari 10 mikron (PM10) juga mayoritas atau 44 persen berasal dari transportasi.
“Kita ketahui bahwa PM10 adalah gabungan dari PM2.5 dan PM10 itu sendiri,” ujar Ananda.
Seperti diketahui, hingga saat ini, kendaraan besar khususnya angkutan logistik masih tetap beroperasi.
“Hingga sore ini lumayan membaik,” ujar Ananda sembari menjelaskan kualitas udara di Kota Palembang hingga Rabu sore.
Hal tersebut karena ada hujan turun di Kota Palembang dan sekitarnya.
Oleh : Adeni Andriadi
Komentar