Berita Sidikkasus.co.id
Banyuwangi ~Pesantren Al-Musthafa resmi terima santri baru, pada Minggu malam (12/01/2020). Disambut oleh pengasuh pesantren, K. H. Ubaidil Baidhawi, para calon santri dan para wali murid berdatangan usai shalat isya’, ( 20.00 WIB), guna menitipkan putra- putrinya di pondok pesantren Al-Musthafa, dengan harapan agar kelak menjadi generasi berakhlak mulia, berwawasan luas, serta cakap dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Alhamdulillah, Pak,” tutur seorang wali santri baru yang enggan menyebut namanya. “Sudah lama saya mendambakan pesantren modern hadir di Muncar. Jadi, saya sangat percaya dan bahagia karena anak saya menjadi bagian dari santri perdana di pondok Al-Musthafa ini.”
Ditanyai terkait motivasi dan alasan menitipkan anaknya di Al-Musthafa, bapak itu dengan lugas menjawab, “Saya hanya ingin anak saya berbudi pekerti luhur, mulia di hadapan Allah dan manusia. Itu saja.”
“Pergaulan di luar kini kian mencemaskan, Pak,” imbuhnya. “Sementara di pondok ini, pendidikan keagamaan dan umum dibangun secara seimbang dan terpadu.”
Pondok Pesantren Islam Al-Musthofa mulanya adalah lembaga pendidikan yang bergerak untuk tingkat dasar (SD/MI).
Namun, seiring permohonan beberapa wali murid dan masyarakat, kini Al-Musthafa dikembangkan menjadi pesantren modern yang berhaluan pada paham ASWAJA (Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah), yang menekankan peserta didik menjadi pribadi Muslim yang utuh (kaffah), baik secara intelektual, karakter, moral, busana dan sebagainya, dan mampu hadir sebagai generasi penyejuk b dalam menjalani pergaulan sosial di masyarakat kelak.
Ketika Media Sidik menemui pengasuh Al-Musthafa, Kiyai Ubaydil Baidowi, yang akrab dipanggil Gus Ubed, alumni Univ. Al-Azhar, Kairo, Mesir, dan ketua bidang dakwah muallaf center PBNU menerangkan bahwa berada di pondok pesantren adalah bagian dari implementasi hadist Nabi Muhammad SAW, yang menegaskan bahwa di antara sekian amal shaleh, terdapat tiga amalan yang pahalanya terus mengalir sampai hari kiamat; pertama, amal jariyah. Kedua, anak sholeh yang mendoakan orantuanya. Ketiga, ilmu yang bermanfaat. Nah, ketiga amalan tersebut telah menjadi bagian dari program harian santri di pesantren yang berdomisili di Kedungringin, Muncar. Terangnya.
Acara penerimaan santri baru ditutup dengan doa oleh Gus Ubed, yang ditandai dengan pemotongan tumpeng khas Jawa di hadapan seluruh hadirin, yang dilanjutkan dengan sesi “bancakan” atau tumpengan bersama segenap asatidz (para guru), santri, dan wali santri.
( IKHSAN SURYADI )
Komentar