Noviana Suprajitno: “Ketum GPM Arogan”

Poto: Noviana Suprajitno. Wakil Ketua DPD GPM Jatim.

SURABAYA – JKN. Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) dibangkitkan kembali. Sejak kepemimpinan rezim Soeharto berkuasa, GPM diberangus tidak diijin menjadi organisasi idiologi, karena saat itu alergi dengan istilah istilah yang berbau Soekarno.

Ketika awal reformasi, GPM dibangkitkan lagi. Dan terpilihlah Rachmawati tahun 1998 menjadi ketua umumnya. Tapi sayang dalam kepemimpinan putri sang proklamator ini, tidak mampu menghidupkan GPM hingga tahun 2018.

Maka muncul ide dari beberapa orang untuk menghidupkan lagi Gerakan Pemuda Marhaen. Terpilihlah Heri Satmoko menjadi Ketua Umum _caretaker_.

Sejak itu berdirilah GPM DPD Jawa Timur yang dipimpin oleh Pudjo Setijono, SH, MH _caretaker_.

Selang waktu 8 bulan GPM Jatim berdiri , tiba tiba dibekukan oleh Ketua Umum _caretaker_ pada hari ini 28 Oktober pas waktu Sumpah Pemuda.

Menurut Noviana Suprajitno, selaku Wakil Ketua DPD Jatim pembekuan tersebut atas dasar arogansi Ketua Umum GPM, Heri Satmoko.

Karena sebelum ada pembekukan Ketua Umum mendirikan Korwil GPM DPD Jatim yang notabene tugas dan tanggungjawabnya sama dengan DPD GPM Jatim.

Korwil GPM Jatim berdiri, diketahui oleh pengurus DPD GPM Jatim sejak sebulan yang lalu.

Karena ada dualisme bentuk DPD GPM Jatim, Noviana pun mempertanyakan lewat grup WA.

Tidak memperoleh jawaban sebagaimana mestinya etika organisasi, tetapi sang Ketua Umum pun membekukan DPD GPM Jatim lewat WA yang ditulis dengan bentuk Surat Keputusan yang tidak lazim.

“Saya tidak habis pikir dengan pola organisasi Ketua Umum GPM,” tutur Noviana. (*)

Komentar