KEPRI – JKN. Pembangunan Fasum lapangan Futsal di Kavling Seroja, Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung yang menghabiskan dana sebesar Rp.169.950.000,00 (Seratus Enam Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu) yang di duga dikerjakan oleh Kontraktor CV. Hasri Utama Jaya, dan Konsultan Pengawas, CV. Tuah Karya Konsultant, dengan masa pengerjaan 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender, melalui Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkimtan) Provinsi Kepulauan Riau, tidak sesuai yang diharapkan.
Aliyarni selaku Ketua Posyandu Seroja Sehat dan juga sebagai warga setempat mengatakan bahwa pembangunan lapangan Futsal tersebut tidak ada gunanya, karena menurutnya untuk apa ada lapangan Futsal kalau toh tidak bisa dipergunakan, hal itu disampaikan saat ditemui awak media pada hari Sabtu (26/10).
“Untuk apa ada lapangan Futsal kalau tidak bisa dipergunakan, kemarin janjinya ada rumput sintetis, tapi saat saya tanya mereka (Konsultan) jawabnya anggarannya tidak cukup. Sampai saya bilang bagaimana kamu menghitungnya? kok bisa anggaran segitu tidak cukup? Pokoknya itu harus jumpa Kontraktornya sama Konsultannya sama saya. Bila perlu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) KPK sama BPK turun kesitu biar mereka tahu”, ujar Aliyarni.
Berdasarkan keterangan dari Aliyarni, awak media mencoba mendatangi proyek pembangunan yang dimaksud, dan ternyata apa yang disebutkan Aliyarni tidak berbeda jauh dari kondisi yang ada dilapangan. Dimana kondisi lapangan terlihat sangat tidak layak untuk dipergunakan sebagai lapangan Futsal, dari mulai keadaan lantai yang terlihat tidak rata, yang mana masih banyak terlihat batu batu granit yang menonjol, dan sangat berisiko melukai orang yang menggunakan lapangan tersebut.
Pada saat yang bersamaan awak media menemui salah seorang pekerja yang sedang melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kondisi lapangan yang sudah terlihat retak-retak dan semen yang berpecahan di beberapa bagian dari lapangan.
Pekerja yang namanya tidak mau disebutkan itu mengaku bahwa ia disuruh seseorang yang disebutnya dengan sebutan Pak Sandi untuk memelester bagian-bagian semen yang terlihat retak dan pecah-pecah dan juga batu granit yang terlihat banyak timbul dipermukaan lapangan.
“Saya disuruh Pak Sandi pemborong disini untuk melakukan perbaikan-perbaikan disini pak”, ujar pekerja tersebut.
Disisi lain salah seorang warga yang mengaku bernama Pak Melayu mengatakan bahwa pengecoran lapangan tersebut hanya dilakukan satu hari saja oleh pihak kontraktor.
“Yang saya tahu buat mall-nya dua hari, ngecornya satu hari orang sepuluh”, tutur Melayu.
Melayu juga menambahkan kalau mereka bekerja tanpa pengawasan dan ia mengaku mereka dibayar 150 ribu per hari untuk setiap orang pekerja.
“Kalau yang kontrol pekerjaan waktu itu tidak ada, kami sama kami saja, kemudian setelah selesai kerja langsung dibayar gaji”, lanjut Melayu.
Saat ditanyai oleh awak media jumlah pemakaian semen cor, Pak Melayu mengatakan bahwa penggunaan semen hanya sekitar 29 kubik dan juga tidak menggunakan besi bangunan sebelum melakukan pengecoran.
“Kalau gak salah sekitar 29 kubik, 5 molen berukuran besar, tapi ada tambah beberapa kubik kekurangannya. Dan bangunan ini setahu saya juga tidak menggunakan besi bangunan, jadi kemarin langsung di cor saja”, tutup Melayu. (Tim)
Komentar