SUKABUMI – JKN. Pada 22 Oktober tahun 2015 yang lalu di Mesjid Istiqlal Jakarta. Presiden Jokowi menetapkan HSN (Hari Santri Nasional). Dimana HSN itu bertepan dengan Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratus Syeikh K. H. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945.
Menurut Tokoh Muda K. H. Agus Mubarok, Selaku Pimpinan Yayasan dan Pondok Pesantren Ulfatul Ummat yang berlokasi di Kampung Mekar Sari Rt 02/33, Kelurahan Palabuhanratu, Sukabumi. HSN adalah semangat santri untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Di era milenial ini, santri pun sangat berperan aktif dalam meneladani semangat resolusi jihad yang dicetuskan oleh Hadratus Syeikh K. H. Hasyim Asy’ari salah satu Tokoh Besar dan Pendiri NU (Nahdatul Ulama).
Tentu dengan terus meningkatkan samangat mengaji/belajar agama sejak usia dini untuk mencapai tatanan kehidupan yang religius di era milenial ini. Jadi milenial ala santri yaitu, dengan kita menguasai teknologi serta berbagai disiplin ilmu lainnya agar seimbang. Antara ilmu agama dan ilmu teknologi. Santri milenial adalah santri yang multitalen. Siap menghadapi perubahan jaman yang terus bergerak cepat dan penuh dengan inovasi”. Jelas K. H. Agus Mubarok, Saat ditemui di pondoknya. Kamis, 24/Oktober 2019.
Bagi K. H. Agus Mubarok, Santri harus bisa gaul atau bersatu dan menyatu dengan masyarakat luas. Bersosial dan komunikasi yang aktif dengan berbagai lapisan masyarakat. Tidak mesti ngaji dan ngaji saja tanpa mengaplikasikan langsung. Karena masyarakat pun perlu melihat aplikasi kita sebagai santri dalam peranan masyarakat sekitar.
“Milenial ala santri itu sangat dipandang perlu. Kalau bahasa gaulnya Jaman Now. Jaman now ini lah santri harus tetap jadi garda terdepan dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Misal, masyarakat melihat akhlak dan budi pekerti santri yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat, sehingga masyarakat pun bisa menauladaninya dan mencintai ahlak santri yang bebudi pekerti dan berbudaya luhur. Saya yakin dengan sendirinya masyarakat akat tertarik dan memperhatikan tindak tanduk kita. Dengan begitu, akan timbul kesadaran yang kuat dalam diri masyarakat untuk memasukan anaknya pada pondok-pondok pesantren. Mari Mondok dan nikmati indahnya dan keseruannya dunia pesantren Kami jaman now kami bangga jadi santri.” Seru K. H. Agus Mubarok.
Masih kata K. H. Agus Mubarok, “Pondok pesantren adalah merupakan pilihan yang tepat untuk masa pendidikan anak-anak dan usia dewasa. Sambil mondok bisa sekolah dan sambil sekolah bisa mondok. Kan bagus jadi seimbang. Santri saya banyak yang sekolah sesuai pilihannya masing-masing. Kalau malam ya ngaji disini.
Di jaman now ini harus lebih hati-hati, karena dunia informasi yang begitu mudah diakses melalui smart phone ini. Dimana Hoax, Hasut, Hasat, Dengki, serta paham-paham yang tidak sejalan dengan ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin banyak merekrut lewat dunia medsos, kalau saya dengar beberapa berita atau informasi begitu sih.
Selain itu dampak positifnya banyak juga, sederhananya kita bisa memanjangkan tali silaturahmi, memudahkan cara berkomunikasi langsung face to face serta dengan mudah banyak mencari referensi informasi dan lain-lain.
Jadi milenial ala santri yaitu inovatif, Kreatif, Produktif, dengan disertai nilai-nilai agama dan falsafah Pancasila dalam bersosial berbangsa dan bernegara demi menjaga keutuhan NKRI”.
InshaAllah bersama Yayasan dan Pondok Pesantren Ulfatul Ummat dan warga masyarakat kita tingkatkan kualitas generasi kita untuk Indonesia Maju, damai serta keberkahan buat NKRI. Aamiin”. Pungkasnya. ( Ujg)
Komentar