BANYUWANGI ~ JKN. Baru kali ini menggelar tradisi tiban terutama pada musim kemarau panjang, seperti saat ini, sebagian warga, terutama di dusun Krajan Desa plampangrejo Kecamatan Cluring Selasa (22/10/2019)
Acara itu dimulai pukul 11.00 WIB, dengan ditandai alunan musik jaranan, yang para pemukulnya dari warga setempat, sehingga
Acara ini berlangsung selama 14 hari, mulai dar tanggal 15 sampai 28 Oktober 2019.
Ritual Tiban itu berlangsung di Dusun Krajan Desa Plampangrejo Kecamatan Cluring.
acara itu berlangsung di tempat terbuka di saat panas menyengat.
sekaligus jadi tontonan warga.
Bahkan, sepanjang jalan perkampungan, yang menuju ke arena ritual itu, banyak dipenuhi para pedagang, yang berjualan aneka makanan.
Seperti biasanya, baik penontonnya maupun pesertanya berasal dari berbagai desa, kecamatan, bahkan mengundang hadirkan dari luar kabupaten terutama Tulungagung, Blitar.
Muhyidin (51) undangan dari Blitar ketika ditemui Media JKN Mengatakan semua undangan yang dari Blitar sebanyak 30 orang ini sangat berbahagia sekali bisa bertemu dengan warga Banyuwangi guna untuk menjadi tamu kehormatan.
Bisa beradu ketangkasan antara warga Banyuwangi dan warga Blitar untuk mencari Persaudaraan dan sekaligus untuk minta bantuan mendatangkan hujan dengan diadakannya ritual tiban ini untuk menguri-uri budaya tiban untuk kita lestarikan agar kedepannya warga Banyuwangi dan Blitar bisa terjalin persaudaraan yang erat dan saling cinta damai.katanya
Ritual Tiban yang
mendatangkan hujan, dengan cara adu ketangkasan menahan pukulan cambuk.
Sehingga keduanya bergantian menahan pukulan cambuk, yang terbuat dari lidi yang sudah dianyam
Masing-masing peserta, mendapat giliran memukul tiga kali. Dan, lawannya tak boleh melawan atau membalas sebelum mendapat giliran.
Tak jarang, para peserta ritual tiban itu mengalami luka akibat kulitnya terkelupas terkena sabetan cambuk dari lidi
Namun demikian, kedua peserta tak boleh emosi apalagi dendam karena acara itu selain ritual buat menurunkan hujan juga hanya adu ketangkasan.
Keduanya harus legowo, meski pertarungan adu ketangkasan menahan cambuk itu tak ada yang menang atau kalah.imbuhnya.
Hal yang sama dikatakan Yudiwiyono sebagai pendukung kegiatan ini ritual mengatakan ritual tiban ini untuk melestarikan tradisi nenek moyang terdahulu yang ada didusun Krajan desa Plampang kecamatan cluring
Sehingga kesenian tiban ini bisa ditampilkan dan di uri-uri bersama pemuda plampangrejo serta masyarakat juga dari paguyuban yang ada di Jawa timur ini mengundang hadirkan tiban dari Tulungagung dan Blitar
Harapan kedepan acara ini bisa diadakan setiap tahunya jadi agenda tahunan dan akan di jadikan festival Banyuwangi .
(IKHSAN/YATI)
Komentar