Tolak Radikalisme, Ratusan Masyarakat Lumajang Turun ke Jalan

LUMAJANG – JKN.

Ratusan masyarakat Lumajang turun ke jalan menolak paham radikalisme berkembang di Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Lumajang, Minggu (12/10). Hal ini adalah buntut atas terjadinya upaya penyerangan terhadap Jendral TNI DR. H Wiranto SH., SIP., MM., selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di Alun-alun Menes Kabupaten Pandeglang, Banten (10/10).

Pawai tolak Radikalisme masyarakat Lumajang tersebut memusatkan aksi mereka di sekitaran Alun-Alun Lumajang. Selain mengutuk keras penyerangan terhadap Menkopolhukam, para pengunjuk rasa juga menyatakan wilayah Lumajang bersih dari teroris dan radikalisme yang berpaham JAD (Jamaah Ansharut Daulah) dan faham-faham lainnya.

Dalam pernyataan nya, Kapolres Lumajang, AKBP DR. Muhammad Arsal Sahban, SH., SIK., MH., MM., mengatakan, bahwa paham radikalisme sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan Indonesia. “ paham atau aliran radikal adalah paham yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan dan drastis, sikap ekstrem dalam aliran politik,” kata Arsal.

Lanjut Arsal, Radikalisme ini ada berbagai macam bentuknya, Ada yang mengatasnamakan agama dan membetuk negara baru, ada pula yang memang terang-terangan ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, ataupun yang hanya ingin mengacaukan keamanan, “Dari berbagai macam radikalisme tersebut, sangat berbahaya bagi bangsa ini,” tegas Arsal.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tak mudah dipengaruhi oleh paham radikalisme dengan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujar pria yang menyelesaikan gelar S3 di Universitas Padjajaran Kota Bandung tahun 2010 tersebut.

Dienof Fery Santoso (pria, 49 th) selaku koordinator lapangan sekaligus juru bicara aksi menyatakan dirinya bersama seluruh masyarakat Lumajang berjanji akan memegang teguh Pancasila sebagai ideologi bangsa.“Tak bisa dipungkiri, aksi radikalisme yang mengarah penyerangan terhadap Menkopolhukam beberapa hari yang lalu adalah tindakan radikalisme oleh seorang pengecut. Kita sudah memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa, tak perlu lagi adanya tindakan radikalisme semacam itu di NKRI. Kami sebagai warga Lumajang menolak keras tumbuhnya radikalisme di Indonesia,” ujarnya.

Reporter: Riaman

 

Komentar