PASURUAN – JKN. Kelompok Agus Santoso tinggal di wilayah bungurasih juga tidak lama, pindah lagi di daerah lingkar timur dekat bandara juanda Surabaya, menempati beberapa hotel dan sesekali mengundang beberapa karyawan/anggota yang menunggu di rumah untuk diajak rapat, namun dari hasil rapat yang pernah di bahas tentang pencairan dana hibah Anthony Salim yang di wariskan ke Nilia Salim tersebut sampai sa’at ini sudah berjalan 5 tahun belum terwujut,
Hari demi hari terus melangkah dan terus mereckruit untuk mencari dana baik untuk kepentingan pribadi sehari-hari maupun kebutuhan kroni-kroninya untuk memberikan fasilitas (sewa mobil) untuk operasional di lapangan dan kebutuhan hidup selama tinggal di hotel.
Tidak lama tinggal di wilayah lingkar timur (juanda-surabaya) pindah ke pulau dewata (Bali), di sana banyak anggota yang sudah di reckruitnya sehingga mudah untuk mencari dana, melalui orang-orangnya yang ada di pulau dewata cukup mengesankan, melalui audio yang sudah di sebar melalui WatsApp bahwa dana hibah harta Anthony Salim ini akan segera cair dan segera di bagikan kepada seluruh karyawan/anggota yang sudah menjadi anggota PPUI (Perkumpulan Peduli Ummat Indonesia), melalui audio WhatsApp nya memberikan informasi tentang perkembangan proses perbankan, bahwa proses ini sudah valid dan lolos dalam verifikasi perbangkan juga lancar tanpa kendala, bantu do’a ya begitu ungkap Agus Santoso melalui audionya, namun sayangnya do’a yang di maksud untuk kepentingan program ini, apa untuk kepentingan untuk Agus Santoso tidak semua anggota faham, apa untuk kesuksesan dia, dan itu yang tidak di sadari oleh setiap karyawan/anggota sehingga Agus Santoso selalu sukses dan mulus dalam ngibulin karyawan/anggotanya yang sudah di reckruitnya.
Beberapa penghargaan dari beberapa pejabat di antaranya dari Kapolri, Panglima TNI hingga persiden di pamerkan melalui foto group WhatsApp nya guna untuk meyakinkan kepada semua karyawan/anggota PPUI, agar anggota tertarik dan terus mengikuti program yang di promosikan, dan karyawan mau membayar biaya administrasi yang sudah di promosikan, kegiatan demi kegiatan sosial pun di tunjukkan kepada seluruh karyawan/anggota yang sudah bergabung, baik bersosial melalui korban banjir (tsunami) di beberapa wilayah, korban longsor, serta korban Gempa di umumkan melalui beberapa group WatsApp nya, bahwa PPUI ini benar-benar ada kepedulian dan dapat membantu program pemerintah, baik dalam mengentaskan kemiskinan maupun yang lain, serta peduli terhadap warga yang terkena musibah, namun sayang seribu sayang uang yang di hambur- hamburkan oleh Agus Santoso untuk sosial tersebut bukan uang pribadinya
dan bukan uang pemberian dari Anthony Salim seperti yang sudah di ceritakan oleh Agus Santoso, dan di sebar melalui audio group WhatsApp nya, mulai dari Group, ASG “Anthony Salim Group”, “Indo Team Amanah”, serta group “Nunggu Cair” yang ternyata sampai sa’at ini belum cair-cair seperti yang sudah di janjikan oleh Agus Santoso,
Parahnya lagi uang yang di gunakan untuk membantu ke beberapa korban bencana baik yang ada di jawa maupun luar pulau jawa itu semuanya dari hasil penarikan ke anggotanya, dari seluruh karyawan/anggota yang sudah tergabung dalam program PPUI mulai dari harus beli seragam batik, pembuatan IDI Card (kartu anggota PPUI) untuk bertemu dengan Anthony Salim, bahkan Agus Santoso sering mengumumkan bahwa sudah membooking (hotel Room) untuk bertemu dengan Anthony Salim ayah angkat Nilia Salim, sekalian dengan pembagian dana hibah tersebut, sayangnya semuanya hanyalah angin surga belaka, agar karyawan yang sudah di reckruitnya mau menyetorkan sejumlah uang untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, karena dana yang di pergunakan untuk sosial ke beberapa korban bencana maupun renovasi rumah orang-orang yang tidak mampu itu hanyalah sebagian kecil dari dana yang sudah di dapat, selebihnya dari pendapatan dana masuk tersebut di sinyalir masuk ke dalam kantong pribadi Agus Santoso dan kelompoknya. (Ron/T
Komentar