MUARA ENIM – JKN.
Pertambangan batubara, mulai dari awal hingga akhir kegiatannya selalu menimbulkan problema. Tidak hanya persoalan izin, namun juga kerusakan lingkungan yang ditimbulkan hingga yang terparah mengakibatkan masyarakat hilang mata pencaharian, Cerita pahit ini terekam jelas di Tanjung enim Sumatra selatan. Rabu,10/07/2019.
Sumsel memiliki sumber daya alam (SDA) yang sedemikian besar, salah satunya batubara. Potensi ini diperkirakan mencapai 18,13 miliar ton atau 60% dari cadangan batubara nasional dengan kandungan kalori antara 4800-5400 Kcal/kg. Cadangan tersebut baru dikelola PT. Bukit Asam dan PT. Bukit Kendi di Kabupaten Muara Enim. Sedangkan kandungan sebanyak 13,07 milyar ton belum dikelola sama sekali.
Dan ini salah satu alasan para donatur utuk berlomba” membuka tambang di Sumsel, hingga diduga beberapa tambang batu bara tidak memiliki izin tambang maupun tidak mentaati Amdal (aturan yang ada) bagi sebagian mereka yang penting untung tampa memperhatikan dampak lingkungan. dan yang lebih mengkhawatirkan warga adalah saat tiba musim hujan. Parit atau sungai kecil membawa air dari Desa lain dengan debit air besar. Ceruk atau lubang aktivitas tambang itu jelas akan menjadi kubangan penuh air yang meluber dari sungai. Longsor adalah peristiwa yang hampir dipastikan terjadi. Padahal, lahan” kebun masyarakat yang belum di ganti menjadi korban kegiatan tambang tersebut.
Pi,i salah satu korban, tanahnya hampir habis terkena longsor dan terendam akibat dari kegiatan PT.BAS, dan tanah tersebut adalah kebun dan belum di ganti rugi tapi sudah di gusur (di rusak) oleh perusahaan, kami sedih karena tak dapat lagi memetik hasil kebun kami, dan sebagian kebun kami sudah terendam, kami juga sudah berusaha berniat baik sama perusahaan supaya kebun kami di ganti, tapi harga yang di tawarkan tidak sesuai dengan apa yang dia rusak, alangkah lemakyo dio lah merusak tanah kami nak di ganti sekyakyo, dengan nada kecewa pakai bahasa daerah.
“Bukan kami saja banyak lagi warga yang kena dampak longsor tersebut ada kurang lebih 12 kk, yang kmi khawatirkan kalo lah musim hujan akan lebih parah lagi dari sekarang, ucapnya.
Sementara dari keterangan kades, masyarakat sudah ada yang melapor 12 kk dan kami dari pemerintah akan segera ke lokasi untuk mengecek lansung kejadianya kalo memang benar kita akan cari jalan terbaik bagi warga yang terkena longsor dan kebun yang terendam, Tutupnya.
Sementara dari Dinas lingkungan hidup belom ada tanggapan setelah di hubungi melalui telpon seluler maupun WA, sampai berita ini di buat. (Alan)
Komentar