Foto : Agus supriyadi “Madam”
BANYUWANGI – JKN,
Sabtu, 27/4/19.Namanya rencana Tuhan memang engga pernah ada yang tahu, Hal itu pun udah dialamin sendiri sama Chef Agus Supriyadi yang akrab di panggil “Madam” dalam perjalanan karirnya di dunia kuliner.
Saat ini, Chef Madam merupakan Executive Chef di restoran Rengganis Mirah hotel and resort, Walau namanya mungkin belum begitu dikenal di dunia kuliner Tanah Air, Chef Kelahiran Banyuwangi 26 januari 1977 ini sebenarnya punya kisah yang terbilang menarik banget di balik perjalanan karirnya.
Saya itu memang sebenarnya cinta banget sama seni dan sempat belajar seni. Terus, tiba-tiba saya beralih ambil sekolah kuliner. Itu udah sekitar 11-12 tahun yang lalu. Saya kemudian kerja terus sampai sekarang saya berada di Mirah Hotel and resort sebagai Executive Chef. Kalau mulai secara profesionalnya itu sekitar 10 tahun yang lalu, “Ternyata setelah ditekuni di dunia kuliner saya merasa nyaman,apalagi sekarang banyuwangi sedang berkembang dunia kuliner,saya ingin memajukan daerah saya tercinta banyuwangi di dunia kuliner internasional” ungka madam.
Asal mulah saya agus supriyadi yang akrab dengan sapaan madam menceritakan asal mulanya ngikutin YouTube-nya Jamie Oliver sebelum dia di The Naked Chef. Saat itu, belum ada istilah celebrity chef. Dari sana, saya melihat profesi chef itu keren banget. Saya coba ngikutin dan ternyata seru banget. Walaupun saya capek banget kerja sehari bisa 12-16 jam, tapi saya menikmati dunia kuliner.
“Kesuksesan saya adalah kalau saya bisa ngebawa makanan Indonesia ke level berikutnya dan orang bisa jadi lebih mengapresiasi makanan Indonesia.”
Madam menambahkan “saya cinta sama masakan Prancis. Masakan Prancis menurut saya unik karena eksplorasinya luas. Tapi, bukan berarti saya engga cinta sama masakan Indonesia,Apalagi banyuwangi yang terkenal dengan masakan daerahnya, Saya itu senang banget sama masakan Indonesia. Ke depannya cita-cita saya itu saya pengen kenalkan aneka macam kuliner ke dunia internasional.
Sebelum kembali ke tanah kelahiran banyuwangi Madam udah banyak pindah-pindah dan yang terlama di Daerah Pulau Dewata Titik menantang saya itu sangat cepat dan itu yang ngebuat saya jadi terpacu terus. Tujuan saya masih sangat jauh dari karir saya yang sekarang .
“Kalau dibilang saya sukses, sekarang saya belum bisa dibilang saya sukses. Kesuksesan saya adalah kalau saya bisa ngebawa makanan khas banyuwangi ke level berikutnya dan orang bisa jadi lebih mengapresiasi makanan Indonesia khususnya bnyuwangi.”imbuhnya
Kalau untuk mengidolakan seorang chef, sebenarnya Agus supriyadi atau madam paling suka chef yang orangnya itu sangat ramah. Saya pernah makan di Salah satu restorant ternama di daerah pulau dewata, chefnya datang ke meja saya dan ngelayanin saya, padahal dia chef yang udah segitunya. Menurut saya, chef yang seperti itu adalah orang yang paling terhormat.
Kalau dibilang asam garam pasti ada, semua orang pasti punya cerita. Cuma, yang menarik dari saya adalah dulu itu saya termasuk cowok yang bandel banget. Saya dulu seorang junkie dan saya hancur sama minuman keras
Dari sana Tuhan lalu ngijinin saya daripada mainan botol yang memabukkan mending mainan Kwali. Ternyata saya senang juga dan usut punya usut memang sebenarnya mama saya dulunya pandai sekali memasak Ya udah, saya akhirnya jalanin sampai sekarang.
Tapi, kalau kita bilang jatuh atau bangun, prinsip saya itu sebenarnya cuma ada di otak. Itu kita sendiri yang menilai. Saya lebih suka ngejalanin hari demi hari. Apa yang terjadi kemarin, itu buat pembelajaran saya. Apa yang terjadi sekarang, saya kerjakan. Apa yang terjadi besok, itu udah Tuhan yang punya kendali.
Persaingan di dunia kuliner dengan keadaan ekonomi sekarang itu berat banget. Daya beli tamu restoran itu sedikit menurun dibanding tahun lalu.
“Saya yakin 100% kuliner dan pariwisata di Banyuwangi akan lebih maju.”
Kalau saya untuk ke makanan itu kuncinya cuma satu, yaitu barangnya bagus, metodenya pas, dan orang yang bekerja engga cuma punya kemampuan tapi juga punya passion untuk masak. Saya sering nemuin mereka yang cuma bekerja untuk bekerja dan saya kasihan sekali. Saya yakin banget karirnya bakal tetap di situ karena mereka bukan bekerja untuk menyukai pekerjaannya.
Suatu hal yang profesional itu engga cuma dijalanin setahun dua tahun dan memang harus dari kecil udah punya banyak cita-cita. Kalau mau jadi chef, usahain dari kecil memang udah senang dengan api, bukan takut. (ari)
Komentar