CIREBON – JKN. Kegiatan Pelatihan Komputer Berbasis Kompetensi kerjasama Pascarehabilitasi, PT. Pertagas dan LP3I yang dilaksanakan pada tanggal 24, 30, 31 Maret dan 7 april 2019 bertempat di Rumah Damping (RD) Sariksa BNNP Jawa Barat, jalan Sriwijaya 2 No. 7, Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Pembukaan Pelaksana kegiatan diikuti Pascarehabilitasi Rumah Damping BNN Provinsi Jawa Barat, Klien Rumah Damping Sariksa, Perwakilan PT. Pertamina Gas dan Tim Perpustakaan Jalanan Cilamaya, dengan jumlah peserta 15 orang.
Susunan kegiatan tersebut yakni, Pembukaan Pelatihan diwakili oleh Birin Bendrayuli, S.Sos.,M.A.P, selaku Kasie Pascarehabilitasi BNN Provinsi Jawa Barat, sambutan dari pihak Pertagas yang diwakili oleh Pelaksana Kegiatan, Fany Ardianto, Sk.PM dan Sambutan dari LP3I oleh Husni Fadilah, S.Kom sebagai Head Of C&P (Corporation and Placement). Tujuan Pelatihan Komputer tersebut adalah, tersampaikannya informasi tentang pengenalan software microsoft office, peserta pelatihan langsung praktek dengan didampingi instruktur, peserta pelatihan bersikap aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan pelatihan, peserta pelatihan dapat sharing dengan peserta pelatihan lainnya yang lebih paham tentang materi.
Penutupan Pelatihan Komputer Berbasis Kompetensi dilaksanakan pada Minggu (7/4/2019),
Kasie Pascarehabilitasi BNNP Jawa Barat, Birin Bendrayuli, S.Sos.,M.AP. melaporkan kegiatan tersebut dan dalam sambutannya mengatakan, “Pelatihan ini merupakan kerjasama BNN Provinsi Jawa Barat dengan PT. Pertamina Gas dan LP3I Cirebon. Dan merupakan kelanjutan atau sebagai tindak lanjut dari kerjasama pascarehabilitasi dengan Pertamina Gas yang tahun sebelumnya telah memfasilitasi pelatihan workshop mendongeng.
“Juga memfasilitasi sarana sebagai kelengkapan untuk melaksanakan kegiatan di program ini dengan adanya infokus, lemari arsip, televisi sebagai hiburan dan meja-meja kerja.
“Mudah-mudahan ke depannya kita bisa ada dukungan yang lain-lainnya agar pelaksanaan kegiatan ini lebih maksimal.
“Program Pelatihan Komputer Berbasis Kompetensi, dan terselenggaranya kegiatan program layanan pascarehabilitasi khususnya di layanan intensif yaitu di rawat inap yang ada di Rumah Damping Sariksa, pelaksanannya selama satu bulan dengan 4 kali pertemuan.
“Dilaksanakan mulai 24 maret sampai dengan 7 april 2019. Pesertanya berjumlah 15 orang, terdiri dari 10 orang dari peserta Rumah Damping Sariksa dan 5 orang dari perpus jalanan yang sama-sama merupakan mitra binaan dari Pertamina Gas.
“Dalam kegiatan tersebut ada nara sumber dari Dosen LP3I dan dibantu oleh tim staff dari Rumah Damping Sariksa. Metodenya dengan materi dan test secara langsung, sumber dana pelaksanaan ini semua di fasilitasi oleh PT. Pertamina Gas.
“Menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu dan mendukung sehingga terselenggaranya pelatihan komputer berbasis kompetensi terutama pada nara sumber, PT. Pertamina Gas, LP3I.
“Serta permohonan maaf pada peserta apabila terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pelatihan selama ini,” pungkas Birin Bendrayuli,S.Sos.,M.AP. (Kasie Pascarehabilitasi BNNP Jawa Barat).
Penutupan Pelatihan Komputer Berbasis Kompetensi tersebut di akhiri dengan sambutan dari Kepala Bidang Rehabilitasi BNN Provinsi Jawa Barat, Drs. Anas Saepudin, M.si. mengatakan, “Pemerintah terus berupaya untuk mensejahterahkan rakyatnya, dalam upaya pemerintah menempuh upaya sejahtera itu ternyata ada hal-hal yang dapat menghambat atau mengurangi atau bahkan merusak upaya penciptaan kesejahteraan itu sendiri. Dan di mata Negara Indonesia, ada 3 kejahatan luar biasa yang bisa menghancurkan rakyat indonesia bahkan bisa menghancurkan Negara Indonesia.
“Ke-3 kejahatan luar biasa itu adalah, Korupsi, Terorisme dan Narkotika. Sehingga dari ke-3 bahaya luar biasa ini Negara membentuk suatu badan tersendiri. Untuk menghancurkan Korupsi Indonesia mendirikan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), untuk menghancurkan Terorisme Indonesia membentuk badan yang bernama BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), untuk melawan kejahatan Narkotika Indonesia mendirikan BNN (Badan Narkotika Nasional).
“Akibat dari kejahatan luar biasa karena Narkotika 30-40 orang per hari meninggal dunia, Kalau 1 tahun (365 hari) sudah berapa orang meninggal dunia karena Narkotika. Dan bukan saja pengguna Narkotika saja yang menjadi korban, akan tetapi keluargapun menjadi korban karena mengalami penderitaan.
“Oleh karena itu kejahatan Narkotika perlu kita lawan. Salah satu upaya negara ini melalui BNN adalah bagaimana menciptakan, mendukung lingkungan yang bersih Narkoba. Semua instansi pemerintah wajib bersih dari Narkotika, sehingga semua instansi pemerintah wajib menjalani Tes Urin untuk di screening, dan apabila ada yang menggunakan Narkoba, akan diambil tindakan.
Di masyarakat ada korban pecandu atau penyalahguna, ada juga bandar. Bandar Narkoba harus dilakukan penegakan hukum seberat-beratnya, kalau korban sekarang Negara melihat sebagai orang yang sakit yang harus di tolong walaupun disisi lain mereka melanggar hukum menyalahgunakan Narkotika dan obat-obatan terlarang.
Kasie Pascarehabilitasi BNNP Jawa Barat, Birin Bendrayuli, S.Sos, M.AP. Manager PR&CSR PT.Pertagas, Zainal Abidin. Kabid Rehabilitasi BNNP Jawa Barat, Drs. Anas Saepudin, M.Si
“Ketika secara sukarela datang untuk berobat ke BNN, maka akan di terima selaku orang sakit, bukan tersangka penyalahguna sehingga korban, atau pecandu atau penyalahguna yang datang ke BNN secara sukarela, selain diobati juga dihapuskan dari ancaman pidana, sehingga jangan takut, para korban, para pecandu atau penyalahguna datang ke BNN untuk di rehabilitasi, diobati.
BNN memiliki program rehabilitasi bagi penyalahguna Narkoba secara berkelanjutan. Sebelumnya ada rehabilitasi untuk menyembuhkan dari ketergantungan kemudian setelah selesai rehab atau dikatakan sembuh oleh masyarakat umum atau pulih menurut kami, maka akan di persiapkan kembali ke masyarakat, mengembalikan keberfungsian sosialnya, oleh karena itu di bekali dengan keterampilan seperti kegiatan pelatihan komputer berbasis kompetensi sekarang ini untuk mampu bekerja atau usaha secara mandiri.
Mengucapkan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepedulian dan peran serta dari berbagai pihak, khususnya dalam hal ini Pertamina Gas dan LP3I”. Pungkas Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP Jawa Barat, Drs. Anas Saepudin, M.Si. (Omika/Ida Farida-JKN)
Komentar